Gemabisnis.com, JAKARTA – Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) berencana untuk menjual saham subholding kelapa sawit PalmCo kepada masyarakat umum tahun depan setelah proses pembentukan subholding rampung selesai tahun ini.
Seperti dikutip kantor berita Antara hari ini, Direktur Utama PTPN III (Persero) selaku induk holding PTPN Mohammad Abdul Ghani dalam acara Ngopi BUMN di Jakarta, Senin mengatakan perusahaan akan melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) subholding kelapa sawit PalmCo tahun 2023 setelah proses pembentukan subholding tersebut rampung tahun ini.
Menurut dia, proses tersebut kini sedang berlangsung dan pembentukan subholding PalmCo ditargetkan paling lambat tuntas Oktober tahun ini mengingat pembentukan subholding itu membutuhkan peraturan pemerintah.
Subholding ini sudah menjadi proyek strategis nasional sehingga pemerintah selalu memantau hal tersebut.
Dengan demikian proses persiapan IPO PalmCo diharapkan dapat dilakukan pada kuartal II atau III tahun 2023.
Ghani mengatakan alasan IPO PalmCo ditunda pada tahun ini menjadi ke tahun depan, karena proses internal pembentukan subholding yang ternyata tidak mudah.
Menurut Ghani, PTPN dari sisi luas lahan saat ini mempunyai porsi kepemilikan lahan secara nasional sekitar 4%, sedangkan dari sisi kontribusi produksi sekitar 6%. Porsi produksi tersebut akan coba ditingkatkan melalui IPO.
PTPN sendiri berharap proyeksi perolehan dari rencana IPO PalmCo tersebut dapat mencapai antara Rp5 triliun – Rp10 triliun.
Pembentukan PalmCo bertujuan agar BUMN berperan lebih besar secara nasional dalam usaha kelapa sawit dan turunannya.
Dalam upaya penanggulangan permasalahan kelapa sawit nasional pada tahun 2021, PTPN hanya memproduksi 2,67 juta ton minyak sawit mentah (CPO) atau 6% dari total produksi CPO Nasional. Sedangkan untuk produksi minyak goreng nasional sekitar 460.000 ton atau 2% dari total produksi nasional.
Indonesia memiliki potensi produksi CPO mencapai 52 juta ton/tahun dengan 40% kepemilikan petani rakyat. Potensi yang besar untuk hilirisasi dan industrialisasi pemanfaatan CPO. (YS)