• Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Jumat, Mei 16, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
No Result
View All Result

Industrialisasi For Policy Dialogue

Oleh : Fauzi Aziz, Pemerhati Ekonomi dan Industri

Admin by Admin
Februari 5, 2024
0
Policy Hidup Di Rumah Tangga Politik
0
SHARES
34
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

PERTAMA, untuk menggali berbagai perspektif pemikiran dari para pemangku kebijakan ( publik maupun privat) dalam kerangka alternatif pendekatan pembangunan industri menjadi keniscayaan jika ada initiative for policy dialogue. Tujuannya guna memastikan bahwa dari berbagai alternatif yang didialogkan terpilih satu alternatif sebagai pendekatan pembangunan industri untuk membentuk kebijakan di bidang industri yang sangat vital bagi penopang struktur perekonomian nasional.

KEDUA, ada beberapa isu strategis yang dapat menjadi acuan dalam kerangka membentuk kebijakan industri, antara lain : 1) arah politik industri yang berarti menjadi semacam idiologi industrialisasi yang menjadi referensi utama. 2) strategi dan kebijakan itu sendiri berfungsi untuk menjembatani  strategi korporasi lokal maupun global dengan strategi pemerintah guna mewujudkan kemakmuran bangsa. 3) lebih spesifik bahwa policy dapat berfungsi sebagai instrumen untuk memelihara pertumbuhan perusahaan industri, baik skala besar, menengah, maupun kecil agar mereka mampu menciptakan sumber sumber keuntungan baru dari sekitar kompetensi inti bisnisnya.

4) melakukan pendekatan strategis melalui strategi – strategi kerjasama, yang memungkinkan perusahaan industri mampu memfokuskan diri pada kegiatan – kegiatan rantai nilai yang memberinya peluang untuk menghimpun semua keuntungan dari berspesialisasi.  5) industri harus bisa tumbuh di sepanjang daur hidup teknologi, dan dengan biaya transaksi yang rendah.

BacaJuga

Sungguh Beruntung Mereka yang Ada di Arafah Saat Itu

Thailand Keluhkan Ketatnya Persyaratan Halal di Indonesia

KETIGA, minimal hal-hal semacam itu dapat menjadi tema tema dalam mencari alternatif strategi dan kebijakan industri yang bisa dibahas dalam policy dialogue . Kita tahu bahwa portofolio industri terdiri dari kelompok – kelompok industri dari sekian banyak sektor industri. Persaingan global yang ketat memaksa  pemerintah untuk selalu  meninjau kembali dan mengubah portofolio industrinya dari waktu ke waktu.

Ada dua fokus yang selalu menjadi perhatian. Di satu masa, pemerintah selalu punya niat mengembangkan industri industri baru yang menarik, yang menjanjikan nilai tambah yang lebih tinggi, dan produktifitas yang makin tinggi. Pada saat yang sama, pemerintah juga berupaya merevitalisasi industri industri kuat yang sudah ada, dan memilki daya saing, dan juga melakukan restrukturisasi terhadap industri – industri yang makin terancam eksistensinya akibat daya saingnya rentan terhadap persaingan.

Satu catatan penting dapat disampaikan bahwa di era industri 4.0 diprediksi akan terjadi advanced manufacturing, yaitu ada teknologi 3D printing yang membuat pabrik jadi semacam mesin printer besar. Pabrik tidak lagi hanya intelligent ( karena ada robot) , tapi brilliant karena bisa melakukan prediksi, adaptasi, dan bereaksi lebih cepat.

KEEMPAT, itulah barangkali sejumlah fenomena industrial yang dari waktu ke waktu harus bisa difahami sebagai sebuah dinamika sehingga menghadirkan policy dialogue menjadi keniscayaan. Para analis industri semakin dituntut menjadi kelompok think tank yang handal untuk selalu menguasai persoalan industrial di tingkat policy maupun bisnis.

Dalam dunia yang semakin global dan penuh ketidakpastian, mereka harus bisa memahami kondisi di lapangan dari kelompok kelompok industri dari sekian banyak industri, yang dinamika dan fenomenanya serta permasalahan yang dihadapi tidak selalu sama. Dalam hubungan ini berarti harus bisa memahami dilema dan trade off di antara pilihan pilihan kebijakan yang tersedia. Di luar itu juga diperlukan kemampuan untuk merekomendasikan di antara berbagai pilihan kebijakan tersebut yang dapat dieksekusi sebagai prioritas.

KELIMA, dilema dan trade off diantara pilihan pilihan kebijakan sebenarnya sesuatu hal yang umum bisa terjadi dalam proses pengambilan keputusan. Contoh  yang kini rame menjadi berita dunia adalah soal pengembangan mobil listrik. Ternyata pilihan kebijakan yang tersedia dari para produsen mobil listrik seperti tesla dan lain lain ada yang menggunakan baterai dari bahan nikel, dan ada yang memilih menggunakan litium.

Nampaknya menggunakan baterai dari litium jauh lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan ketimbang menggunakan bahan dari nikel. Sekali lagi inilah pilihan kebijakan yang dalam prosesnya tentu telah memperhitungkan berbagai pertimbangan dari yang bersifat politis, lingkungan hingga pertimbangan teknokrasi dan keekonomian.

Satu diskursus yang dapat kita fahami adalah bahwa setelah perang dingin, fokus geopolitik telah bergeser ke fokus geoekonomi. Negara-negara menjadi makin saling bergantung, dalam arti bahwa kemakmuran negara negara di dunia tergantung dari persaingan dan kerjasama masing masing diantara mereka. Terkait dengan ini, maka peran pemerintah dalam rangka mendukung industrialisasi minimal 5 faktor penting yang disampaikan pada alenia kedua diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam merumuskan strategi dan kebijakan industri nasional ke depan.

Akhirnya sebuah catatan penting harus disampaikan bahwa apapun pilihan kebijakan industri telah ditentukan, pada dirinya melekat tanggung jawab bahwa outcome dari industrialisasi harus dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ; penciptaan sektor ekonomi yang kokoh,dan fondamental bisnis yang kuat dengan menumbuhkan domestic value change ; serta pembangunan ekonomi industri yang inklusif dan berkeadilan sesuai dengan prinsip demokrasi ekonomi yang kita anut.

Tags: Fauzi Azizindustriindustrialisasipolicy dialogue
Previous Post

Menteri LHK Beri Kuliah Umum Tentang Transformasi Ekonomi Lingkungan Indonesia

Next Post

ICP Januari 2024 ke US$77,12/Barel Dipicu Menguatnya Permintaan Minyak Dunia

Admin

Admin

Related Posts

Suasana pemberian makanan jemaah haji dengan petugas kesehatan, dokter dan kepala regu rombongan Kloter 53 Jakarta
Opini

Sungguh Beruntung Mereka yang Ada di Arafah Saat Itu

by Admin
Juni 19, 2024
0

Gema bisnis. com, Mekkah Al  Mukarumah - Puncak kegiatan ibadah haji 2024 telah berlalu ketika jutaan jemaah haji dari semua...

Read more
Thailand Keluhkan Ketatnya Persyaratan Halal di Indonesia

Thailand Keluhkan Ketatnya Persyaratan Halal di Indonesia

Mei 28, 2024
Adopsi Bioteknologi Dorong Kesejahteraan Petani dan Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Adopsi Bioteknologi Dorong Kesejahteraan Petani dan Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Februari 2, 2024
Policy Hidup Di Rumah Tangga Politik

Globalisasi Investasi, Industri, Perdagangan, dan Distribusi Global Value Added

Januari 22, 2024
Policy Hidup Di Rumah Tangga Politik

Sekilas Tentang Belanja Berkualitas (Quality of Public Spending)

Januari 15, 2024
Next Post
Kontrak Kerja Sama WK Akia, Beluga, dan Bengara Ditandatangani

ICP Januari 2024 ke US$77,12/Barel Dipicu Menguatnya Permintaan Minyak Dunia

BERITA TERBARU

Politeknik Kemenperin Latih Pelaku Industri Negara Karibia di Bidang Agro

Politeknik Kemenperin Latih Pelaku Industri Negara Karibia di Bidang Agro

Mei 8, 2025
Bappebti Terbitkan Kontrak Energi Terbarukan di Bursa Berjangka

Bappebti Terbitkan Kontrak Energi Terbarukan di Bursa Berjangka

Mei 6, 2025
Pemerintah Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Februari US$188,38/Ton

Pemerintah Tetapkan HBA Periode Pertama Mei 2025

Mei 5, 2025
Dukung Perluasan Pasar, Kemenperin Pacu IKM Furnitur Ekspansi ke Timur Tengah

Dukung Perluasan Pasar, Kemenperin Pacu IKM Furnitur Ekspansi ke Timur Tengah

Mei 4, 2025
Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor

FAO: Harga Bahan Pangan Dunia Naik di Bulan April

Mei 4, 2025
BPDPKS Kini Juga Tangani Kakao dan Kelapa

LG Keluar Konsorsium Baterai EV, Target dan Jadwal Pengurangan Emisi Karbon Tidak Terpengaruh

April 24, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa

Gemabisnis.com adalah sebuah paltform informasi, investasi dan data yang berfokus pada bidang ekonomi dan bisnis, khususnya pasar komoditi di Indonesia dan global.

Follow Us

Kategori Populer

  • Bursa Komoditi
  • Ekbis
  • Energi & Pertambangan
  • Hortikultura
  • Hot News
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Manufaktur
  • Opini
  • Pangan
  • Perikanan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Profil
  • Umum
  • Uncategorized
  • Wisata

Berita Terbaru

Politeknik Kemenperin Latih Pelaku Industri Negara Karibia di Bidang Agro

Politeknik Kemenperin Latih Pelaku Industri Negara Karibia di Bidang Agro

Mei 8, 2025
Bappebti Terbitkan Kontrak Energi Terbarukan di Bursa Berjangka

Bappebti Terbitkan Kontrak Energi Terbarukan di Bursa Berjangka

Mei 6, 2025
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Perikanan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Manufaktur
  • Opini
  • Umum
  • Ekbis
  • Profil

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com