Gemabisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo Senin (6/1) mendesak regulator pasar keuangan Indonesia untuk memperketat pengawasan di pasar modal untuk mencegah terjadinya kasus anjloknya saham seperti yang dialami perusahaan India Adani Group, demikian dilaporkan kantor berita Reuters hari ini, Senin (6/1).
Berbicara pada pertemuan tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jokowi menunjukkan terjadinya dampak berupa depresiasi nilai tukar mata uang Rupee India dan terjadinya aliran modal keluar dari India setelah anjloknya nilai saham perusahaan Adani Group di pasar saham.
Untuk mencegah peristiwa tersebut terjadi di Indonesia Jokowi mengingatkan tentang dampak negatif dari manipulasi saham. Karena itu, Jokowi meminta kalangan pelaku industri jasa keuangan untuk berhati-hati agar tidak mengalami krisis pasar saham seperti yang terjadi di India.
Harga saham perusahaan Adani Group mengalami penurunan tajam akibat banyaknya pelaku bursa yang menjual saham perusahaan tersebut menyusul tuduhan manipulasi saham dan krisis hutang Adani Group yang dilayangkan Hindenburg Research, sebuah perusahaan berbasis di Amerika Serikat pada 24 Januari lalu.
Sebelumnya kantor berita Reuters juga melaporkan bahwa ketakutan akan penularan keuangan menyebar di India pada Jumat sejalan dengan makin memburuknya krisis Adani Group dimana lembaga rating Moody’s mengingatkan konglomerat India itu kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan modal sedangkan S&P memangkas rating untuk dua bisnis Adani Group.
Pemandangan kacau juga melanda dua lembaga parlemen India yang mengakibatkan dilakukannya penundaan pertemuan parlemen pada Jumat (3/2) karena sejumlah anggota parlemen menuntut dilakukannya pemeriksaan menyusul anjloknya secara dramatis nilai saham perusahaan-perusahaan milik miliarder India Gautam Adani itu.
Adani Group sendiri telah membantah berbagai tuduhan dan menyangkal telah melakukan pelanggaran melalui sanggahan yang terperinci, namun upaya itu gagal menahan kejatuhan harga sahamnya.
Pejabat pemerintah India mengatakan kepada Reuters, setelah melihat tanda-tanda krisis Adani Group tersebut akan semakin meluas, pemerintah India telah mulai mengambil langkah awal untuk mengkaji kembali berbagai dokumen laporan keuangan dan dokumen lainnya yang disampaikan Adani Group kepada regulator selama beberapa tahun terakhir.
Walaupun saham perusahaan-perusahaan Adani sempat mengalami pemulihan setelah terperosok tajam pada Jumat (3/2), tujuh perusahaan go public Adani Group telah kehilangan nilai pasarnya lebih dari US$100 miliar sejak Hindenburg menerbitkan laporannya pada 24 Januari 2023. (YS)