Gemabisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (mentan) Andi Amran Sulaiman menggelar rapat dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Satgas Pangan, dan Pemerintah Daerah untuk memastikan harga jagung tetap stabil di tengah panen raya. Untuk memastikan harga jagung, Kementan dan para mitra terkait merencanakan langkah-langkah kebijakan yang akan diambil.
“Pertama kami akan mengunci impor jagung. Kami tidak akan lagi melakukan rekomendasi. Kedua, sinergi Bulog melakukan penyerapan dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Harganya 4.200/kg,” kata Mentan Amran usai Rapat Koordinasi tentang jagung di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Kamis (14/3) seperti dikutip siaran pers Kementerian Pertanian.
Saat ini, kata Mentan, panen jagung sedang berlangsung di berbagai sentra produksi jagung seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Lampung. Diperkirakan jagung di wilayah Jawa Timur dan Sulawesi akan siap panen dalam beberapa waktu mendatang.
Menurut Mentan, banjirnya stok jagung akibat panen raya di lapangan telah mengakibatkan turunnya harga jagung di pasaran. Oleh sebab itu, kebijakan Harga Acuan Pembelian (HAP) perlu diberlakukan untuk memastikan harga jagung segera stabil.
Mentan mengatakan langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah penyerapan surplus jagung oleh stake holder. Dalam hal ini Kementan bekerjasama dengan GPMT, Pinsar, dan Pemerintah daerah untuk melakukan hilirisasi jagung dan penyerapan stok.
“Kemudian GPMT membantu melakukan penyerapan. Saya terima kasih karena drier (pengering)-nya dan kapasitas silonya meningkat 1,9 juta. Kemudian Asosiasi Jagung dan Bulog langsung ke petani sehingga kedepan harga merangkak kembali,” tambahnya lagi.
“Mimpi kita adalah petani untung, pedagangnya juga tersenyum, kemudian GPMT bahagia dan peternaknya juga senang. Kita menjaga keseimbangan sehingga semua pihak merasa untung,” ucap Mentan.
Johan Roy, perwakilan GPMT sekaligus pabrik pakan mengatakan bahwa saat ini penyerapan sedang dilakukan secara maksimal, terutama di masa puncak panen.
“Di puncak-puncak panen kita akan menyerap sampai 800.000 dari biasanya 600.000-700.000 ton. Kita juga pernah menyetok hingga paling tinggi 1,2 juta ton per bulan,” kata Johan.
Perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Athung, menyetujui kebijakan Kementan untuk menghentikan impor jagung untuk sementara. Menurutnya, penyerapan stok jagung panen bulan Maret dan April ini harus terlaksanakan dengan baik untuk memastikan kestabilan harga jagung di masa mendatang.
“Untuk stop impor saya setuju, tapi pemerintah harus tetap pantau. Sekarang sedang panen raya. Kita harus cari cara bagaimana me-mantain (menjaga) jagung ini ke bulan Agustus-September. Karena itu pemerintah, terutama bulog, perlu memantau jagung,” kata Athung.
Perwakilan Satgas Pangan, Kombes Pol. Hermawan mengatakan bahwa saat ini pihak satgas sedang mempercepat proses distribusi jagung ke daerah-daerah untuk memastikan penyerapan jagung berjalan lancar. Pihak satgas telah mengirimkan himbauan kepada pemerintah daerah untuk memudahkan akses masuknya truk kecil berisi bahan pangan.
“Dengan penyerapan jagung yang maksimal, tentunya petani akan semakin senang dengan jagung yang terserap dengan baik dan harga yang wajar. Kami akan terus melakukan monitoring untuk memastikan agar jagung bisa terserap dengan harga yang wajar,” tutup Hermawan. (YS)