Gemabisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) meminta pemerintah untuk memberikan fasilitas berupa keringanan bea masuk (BM) atas importasi gula kasar (raw sugar) dari Brazil dalam rangka membantu mengurangi beban industri makanan dan minuman di dalam negeri.
Direktur Eksekutif AGRI Gloria Guida Manalu mengatakan permohonan AGRI tersebut disampaikan kepada pemerintah sehubungan dengan tingginya harga raw sugar di pasar global yang telah berlangsung hampir sepanjang tahun ini. Jika permohonan tersebut dikabulkan maka sedikit banyak akan membantu menurunkan harga gula kristal rafinasi (GKR) di dalam negeri.
GKR merupakan salah satu bahan baku utama bagi industri makanan dan minuman di tanah air yang produk akhirnya banyak dipasarkan baik di pasar domestik maupun mancanegara. Dengan menurunnya harga GKR juga diharapkan industri makanan dan minuman nasional bisa dapat tetap mempertahankan pasarnya di dalam negeri dan tetap mampu menghasilkan devisa dari kegiatan ekspornya ke mancanegara.
Menurut Gloria, saat ini Brazil praktis menjadi pemasok raw sugar utama bagi industri gula rafinasi di Indonesia karena ketersediaan raw sugar di negara Amerika Latin itu cukup melimpah karena negara tersebut relatif tidak mengalami gangguan produksi akibat fenomena cuaca El Nino yang melanda sebagian besar negara penghasil raw sugar di berbagai belahan dunia.
Selama ini Indonesia banyak melakukan impor raw sugar terutama dari Thailand, Australia dan India yang secara jarak pengapalan relatif dekat dengan Indonesia. Ketiga negara produsen raw sugar tersebut kini mengalami penurunan produksi akibat fenomena cuaca El Nino sehingga ketersediaan raw sugar di ketiga negara tersebut mengalami penurunan. Bahkan, India sudah menghentikan ekspor raw sugar untuk sementara karena lebih memprioritas pemenuhan kebutuhan di dalam negerinya. Sementara itu, Thailand dan Australia membatasi volume ekspornya karena produksinya sedang menurun. Situasi tersebut secara otomatis telah mendorong kenaikan harga raw sugar di pasar global dari US$17-18 sen/lbs menjadi US$27-28 sen/lbs saat ini.
Menurut Gloria, Brazil kini menjadi pilihan terbaik baik sebagai sumber (pemasok) raw sugar bagi industri gula rafinasi di Indonesia karena Brazil memiliki ketersediaan dan stok raw sugar yang cukup banyak. Walaupun jarak tempuh pengapalan raw sugar dari Brazil ke Indonesia cukup jauh, namun Indonesia tidak mempunyai pilihan lain yang lebih baik selain mengimpor dari negara Amerika Selatan itu.
“Karena itu, kami sangat berharap pemerintah bisa membantu mengurangi beban industri gula rafinasi dengan menurunkan tarif BM raw sugar dari Brazil setidaknya disamakan dengan tarif BM raw sugar dari Thailand, Australia dan India yang sudha lebih dulu diturunkan menjadi 5%,” tutur Gloria seraya menambahkan tarif BM raw sugar dari Brazil saat ini masih mengikuti tarif BM Most Favoured Nations (MFN) sekitar 10%. (YS)