Gemabisnis.com, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membatalkan penandatanganan kesepakatan damai dengan Rusia di detik-detik terakhir pada bulan April tahun lalu setelah mendapatkan masukan dari PM Inggris Boris Johnson, demikian diungkapkan Duta Besar Republik Federasi Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva kepada wartawan, Rabu (15/2).
Lyudmila menegaskan bahwa Rusia bukanlah pihak yang menarik diri dari pembicaraan damai dengan Ukraina pada bulan Maret-April 2022 lalu, namun pihak Ukrainalah yang mengundurkan diri secara sepihak padahal ketika itu pembiacraan damai itu sudah nyaris mencapai titik temu dan akan segera memasuki acara penandatanganan kesepakatan.
“Kami ketika itu sudah akan segera menandatangani kesepakatan dan sudah dibuat draft kesepakatannya. Kami membahas draft kesepakatan itu dengan delagasi Ukraina di Turki, namun Boris Johnson (PM Inggris ketika itu) datang ke Kiev dan tiba-tiba Zelensky menarik diri dari pembicaraan tersebut,” tutur Lyudmila.
Menurut Lyudmila, dari peristiwa tersebut terlihat bahwa pihak Barat tidak menghendaki konflik Rusia-Ukraina itu berakhir dan sebaliknya menginginkan konflik tersebut terus berlanjut dan tentu saja ingin membuat Rusia menjadi selemah mungkin.
Lyudmila menambahkan bahwa Rusia mendorong terjadinya pola hubungan antar negara di dunia yang multipolar dimana semua negara sejajar dan sederajat. Pola hubungan tersebut cepat atau lambat akan menjadi yang terpopuler diterapkan di dunia, bukan lagi dominasi satu negara atau sekelompok kecil negara yang mengendalikan seluruh negara di dunia.
Terkait dengan penerapan sanksi ekonomi negara-negara Barat terhadap Rusia menyusul terjadinya konflik bersenjata Rusia-Ukraina, Lyudmila mengatakan perekonomian Rusia memiliki ketahanan yang kuat karena Rusia memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Masa depan perekonomian Rusia diperkirakan cukup optimis dan sanksi ekonomi ilegal yang diterapkan negara-negara Barat tidak banyak mempengaruhi perekonomian Rusia. Semua sanksi ekonomi negara-negara Barat tersebut sama sekali tidak sejalan dengan prinsip-prinsip perdagangan bebas atau perdagangan internasional. (YS)