• Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Senin, Juni 16, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
No Result
View All Result

Harga Beras Capai Level Tertinggi dalam 15 Tahun Dipicu Pembatasan Ekspor India

Admin by Admin
September 13, 2023
0
BPS Perkirakan Produksi Beras Januari-April 2022 Naik 7,70% Menjadi 14,63 Juta Ton

Foto; Kementan

0
SHARES
15
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Gemabisnis.com, JAKARTA – Eksportir beras terbesar India telah mengirimkan gelombang kejut ke pasar beras global sejak negara tersebut melarang ekspor beras putih di bulan Juli dan diikuti dengan penerapan kebijakan pajak ekspor pada bulan Agustus terhadap beras setengah matang dan kebijakan harga ekspor minimum untuk beras basmati. Para importir beras global kemudian beralih ke negara pemasok beras utama lainnya Thailand dan Vietnam, yang kemudian memicu kenaikan harga ekspor beras di kedua negara tersebut ke level tertinggi sejak tahun 2008.

Menurut laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture), absennya beras putih India dari pasar global kini jauh lebih signifikan dibandingkan dengan 15 tahun lalu. Pada tahun 2008 harga melonjak setelah India (eksportir terbesar kedua ketika itu) menerapkan larangan ekspor terhadap beras non-basmati. Setelah mencabut larangan ekspor pada tahun 2011 India memperluas pengapalan dan menjadi eksportir beras terbesar pada tahun berikutnya, posisi yang terus dipertahankan sampai sekarang.

Pada tahun 2022 India mengekspor sedikit lebih banyak beras dari pada empat negara pengekspor lainnya dan menguasai sekitar 40% pangsa pasar global. India juga secara konsisten telah menjadi pemasok beras putih dengan harga terendah sejak tahun 2020, terutama untuk kawasan Sub-Sahara Afrika. Lonjakan harga beras dewasa ini secara khusus diperkirakan akan berdampak kepada negara-negara di kawasan yang tergantung impor tersebut.

BacaJuga

Perum BULOG Tegaskan Komitmen sebagai Offtaker Petani

FAO: Harga Bahan Pangan Dunia Naik di Bulan April

Sebelum larangan ekspor beras India, harga beras dunia sudah lebih dahulu merangkak naik akibat tinggi permintaan negara-negara importir dan rendahnya produksi di sejumlah negara pengekspor beras. Indonesia yang sebelumnya menjadi importir minor dalam beberapa tahun lalu kini melipatgandakan impornya di tahun 2023 menyusul dikeluarkannya ijin impor sebanyak 2 juta ton oleh pemerintah. Thailand dan Vietnam adalah dua negara pemasok utama bagi Indonesia, sehingga permintaan ekspornya kini menjadi semakin tinggi padahal volume yang bisa diekspor dari Thailand dan Vietnam kini semakin terbatas dengan perkiraan stok berada pada level terendah dalam beberapa tahun terakhir ini.

Sementara itu, negara tetangga lainnya, yaitu Pakistan dan Myanmar kini (2022-2023) mengalami penurunan produksi beras. Walaupun harga beras di pasar dunia mengalami kenaikan tajam, namun belum menyentuh level harga tertinggi di tahun 2008 karena sejumlah alasan. Pada tahun 2008 India melarang ekspor baik beras putih maupun beras setengah matang, sedangkan kini India memperbolehkan ekspor beras setengah matang namun dengan pajak ekspor 20%. India juga telah membuat pengecualian berbasis kesepakatan G-to-G (pemerintah ke pemerintah) untuk beras putih walaupun volumenya sejauh ini tidak begitu besar.

Pada tahun 2008 negara pengekspor beras terbesar ketiga Vietnam juga melarang sementara penjualan baru yang menjadi penyebab utama semakin naiknya harga beras Thailand sedangkan tahun ini Vietnam terus melakukan ekspor. Pada tahun 2008 importir beras terbesar Filipina terus menerus membeli beras dalam jumlah besar di saat harga terus naik, sedangkan tahun ini Filipina menunda pembelian untuk menunggu harga turun. Minggu lalu harga beras mulai turun dari puncaknya. (YS)

Previous Post

Pemerintah Pertahankan Tarif Tenaga Listrik Non Subsidi Triwulan IV 2023

Next Post

Generasi Muda Diminta Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah

Admin

Admin

Related Posts

Perum BULOG Tegaskan Komitmen sebagai Offtaker Petani
Pangan

Perum BULOG Tegaskan Komitmen sebagai Offtaker Petani

by Admin
Juni 4, 2025
0

Gemabisnis.com, JAKARTA – Perum BULOG kembali menyampaikan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional di sela-sela kegiatan Seremonial Tanam Padi yang...

Read more
Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor

FAO: Harga Bahan Pangan Dunia Naik di Bulan April

Mei 4, 2025
Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Kunjungi Perum BULOG

Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Kunjungi Perum BULOG

April 23, 2025
Tembus 1 Juta Ton, BULOG Terus Optimalkan Penyerapan Manfaatkan Momentum Panen Raya

Tembus 1 Juta Ton, BULOG Terus Optimalkan Penyerapan Manfaatkan Momentum Panen Raya

April 14, 2025
Indonesia-Yordania Perkuat Kerjasama Bidang Pertanian

Indonesia-Yordania Perkuat Kerjasama Bidang Pertanian

April 14, 2025
Next Post
Sumber: Kementan

Generasi Muda Diminta Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah

BERITA TERBARU

Kemenperin Percepat Digitalisasi Industri Hilir Kelapa Sawit

Kemenperin Percepat Digitalisasi Industri Hilir Kelapa Sawit

Juni 13, 2025
GAPKI Usulkan Pembentukan Pelaksana Harian Komite ISPO

GAPKI Usulkan Pembentukan Pelaksana Harian Komite ISPO

Juni 5, 2025
Pemerintah Dorong Sertifikasi ISPO Hulu-Hilir untuk Keberlanjutan Kelapa Sawit

Pemerintah Dorong Sertifikasi ISPO Hulu-Hilir untuk Keberlanjutan Kelapa Sawit

Juni 5, 2025
Kontrak Kerja Sama WK Akia, Beluga, dan Bengara Ditandatangani

Tanggapan Kementerian ESDM Terkait Kebijakan Diskon Tarif Listrik Periode Juni-Juli 2025

Juni 4, 2025
Perum BULOG Tegaskan Komitmen sebagai Offtaker Petani

Perum BULOG Tegaskan Komitmen sebagai Offtaker Petani

Juni 4, 2025
Ika Sastrosoebtoro sedang mengadakan sharing session dengan Divisi SDM dan Umum Yayasan Pustaka PT KAI (Persero)

Komunikasi Lebih dari Berbicara: Yayasan Pusaka Hadirkan Transformasi Komunikasi untuk Karyawan KAI

Juni 4, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa

Gemabisnis.com adalah sebuah paltform informasi, investasi dan data yang berfokus pada bidang ekonomi dan bisnis, khususnya pasar komoditi di Indonesia dan global.

Follow Us

Kategori Populer

  • Bursa Komoditi
  • Ekbis
  • Energi & Pertambangan
  • Hortikultura
  • Hot News
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Manufaktur
  • Opini
  • Pangan
  • Perikanan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Profil
  • Umum
  • Uncategorized
  • Wisata

Berita Terbaru

Kemenperin Percepat Digitalisasi Industri Hilir Kelapa Sawit

Kemenperin Percepat Digitalisasi Industri Hilir Kelapa Sawit

Juni 13, 2025
GAPKI Usulkan Pembentukan Pelaksana Harian Komite ISPO

GAPKI Usulkan Pembentukan Pelaksana Harian Komite ISPO

Juni 5, 2025
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Perikanan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Manufaktur
  • Opini
  • Umum
  • Ekbis
  • Profil

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com