• Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Jumat, November 7, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
No Result
View All Result

Harga Beras Capai Level Tertinggi dalam 15 Tahun Dipicu Pembatasan Ekspor India

Admin by Admin
September 13, 2023
0
BPS Perkirakan Produksi Beras Januari-April 2022 Naik 7,70% Menjadi 14,63 Juta Ton

Foto; Kementan

0
SHARES
15
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Gemabisnis.com, JAKARTA – Eksportir beras terbesar India telah mengirimkan gelombang kejut ke pasar beras global sejak negara tersebut melarang ekspor beras putih di bulan Juli dan diikuti dengan penerapan kebijakan pajak ekspor pada bulan Agustus terhadap beras setengah matang dan kebijakan harga ekspor minimum untuk beras basmati. Para importir beras global kemudian beralih ke negara pemasok beras utama lainnya Thailand dan Vietnam, yang kemudian memicu kenaikan harga ekspor beras di kedua negara tersebut ke level tertinggi sejak tahun 2008.

Menurut laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture), absennya beras putih India dari pasar global kini jauh lebih signifikan dibandingkan dengan 15 tahun lalu. Pada tahun 2008 harga melonjak setelah India (eksportir terbesar kedua ketika itu) menerapkan larangan ekspor terhadap beras non-basmati. Setelah mencabut larangan ekspor pada tahun 2011 India memperluas pengapalan dan menjadi eksportir beras terbesar pada tahun berikutnya, posisi yang terus dipertahankan sampai sekarang.

Pada tahun 2022 India mengekspor sedikit lebih banyak beras dari pada empat negara pengekspor lainnya dan menguasai sekitar 40% pangsa pasar global. India juga secara konsisten telah menjadi pemasok beras putih dengan harga terendah sejak tahun 2020, terutama untuk kawasan Sub-Sahara Afrika. Lonjakan harga beras dewasa ini secara khusus diperkirakan akan berdampak kepada negara-negara di kawasan yang tergantung impor tersebut.

BacaJuga

Impor Gandum Indonesia Turun 18% di Januari-Agustus 2025 Menjadi 7,13 Juta Ton

Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Sebelum larangan ekspor beras India, harga beras dunia sudah lebih dahulu merangkak naik akibat tinggi permintaan negara-negara importir dan rendahnya produksi di sejumlah negara pengekspor beras. Indonesia yang sebelumnya menjadi importir minor dalam beberapa tahun lalu kini melipatgandakan impornya di tahun 2023 menyusul dikeluarkannya ijin impor sebanyak 2 juta ton oleh pemerintah. Thailand dan Vietnam adalah dua negara pemasok utama bagi Indonesia, sehingga permintaan ekspornya kini menjadi semakin tinggi padahal volume yang bisa diekspor dari Thailand dan Vietnam kini semakin terbatas dengan perkiraan stok berada pada level terendah dalam beberapa tahun terakhir ini.

Sementara itu, negara tetangga lainnya, yaitu Pakistan dan Myanmar kini (2022-2023) mengalami penurunan produksi beras. Walaupun harga beras di pasar dunia mengalami kenaikan tajam, namun belum menyentuh level harga tertinggi di tahun 2008 karena sejumlah alasan. Pada tahun 2008 India melarang ekspor baik beras putih maupun beras setengah matang, sedangkan kini India memperbolehkan ekspor beras setengah matang namun dengan pajak ekspor 20%. India juga telah membuat pengecualian berbasis kesepakatan G-to-G (pemerintah ke pemerintah) untuk beras putih walaupun volumenya sejauh ini tidak begitu besar.

Pada tahun 2008 negara pengekspor beras terbesar ketiga Vietnam juga melarang sementara penjualan baru yang menjadi penyebab utama semakin naiknya harga beras Thailand sedangkan tahun ini Vietnam terus melakukan ekspor. Pada tahun 2008 importir beras terbesar Filipina terus menerus membeli beras dalam jumlah besar di saat harga terus naik, sedangkan tahun ini Filipina menunda pembelian untuk menunggu harga turun. Minggu lalu harga beras mulai turun dari puncaknya. (YS)

Previous Post

Pemerintah Pertahankan Tarif Tenaga Listrik Non Subsidi Triwulan IV 2023

Next Post

Generasi Muda Diminta Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah

Admin

Admin

Related Posts

Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor
Pangan

Impor Gandum Indonesia Turun 18% di Januari-Agustus 2025 Menjadi 7,13 Juta Ton

by Admin
November 6, 2025
0

Gemabisnis.com, JAKARTA - Volume impor biji gandum Indonesia selama delapan bulan pertama (Januari-Agustus) tahun 2025 mengalami penurunan 18% menjadi 7,13...

Read more
Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Oktober 30, 2025
Befood Setra Ramos Dukung Acara “ELF Reunion” Nobar Super Junior Bersama Befood Community

Befood Setra Ramos Dukung Acara “ELF Reunion” Nobar Super Junior Bersama Befood Community

September 4, 2025
BULOG, TNI Salurkan Bantuan bagi Pengemudi Ojol, Pasukan Orange, Masyarakat Umum

BULOG, TNI Salurkan Bantuan bagi Pengemudi Ojol, Pasukan Orange, Masyarakat Umum

September 2, 2025
Perum BULOG Salurkan 43.000 Ton Beras SPHP untuk Rayakan HUT ke-80 RI

Perum BULOG Salurkan 43.000 Ton Beras SPHP untuk Rayakan HUT ke-80 RI

Agustus 31, 2025
Next Post
Sumber: Kementan

Generasi Muda Diminta Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah

BERITA TERBARU

Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor

Impor Gandum Indonesia Turun 18% di Januari-Agustus 2025 Menjadi 7,13 Juta Ton

November 6, 2025
Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Perjanjian FTA Indonesia-EAEU Kemungkinan Ditandatangani Sebelum Akhir Tahun Ini

November 1, 2025
Pejabat MPOB: Stok Minyak Kelapa Sawit Malaysia Bisa Anjlok di Bawah 2 Juta Ton Akhir April

GAPKI: Konsumsi Sawit Domestik Naik, Ekspor Turun di Agustus 2025

Oktober 30, 2025
Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Oktober 30, 2025
Industri Agro Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Industri Agro Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Oktober 30, 2025
Kementan Pastikan Pasokan Bibit Ayam Aman

Kementan Pastikan Pasokan Bibit Ayam Aman

Oktober 27, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa

Gemabisnis.com adalah sebuah paltform informasi, investasi dan data yang berfokus pada bidang ekonomi dan bisnis, khususnya pasar komoditi di Indonesia dan global.

Follow Us

Kategori Populer

  • Bursa Komoditi
  • Ekbis
  • Energi & Pertambangan
  • Hortikultura
  • Hot News
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Manufaktur
  • Opini
  • Pangan
  • Perikanan
  • Perkebunan
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Profil
  • Umum
  • Uncategorized
  • Wisata

Berita Terbaru

Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor

Impor Gandum Indonesia Turun 18% di Januari-Agustus 2025 Menjadi 7,13 Juta Ton

November 6, 2025
Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Perjanjian FTA Indonesia-EAEU Kemungkinan Ditandatangani Sebelum Akhir Tahun Ini

November 1, 2025
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Perikanan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Manufaktur
  • Opini
  • Umum
  • Ekbis
  • Profil

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com