Gemabisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan menghimbau masyarakat dan para pedagang eceran beras untuk tidak perlu khawatir akan ketersediaan beras di dalam negeri. Hal itu karena Indonesia saat ini memiliki cadangan/stok beras yang cukup melimpah sehingga sangat aman untuk memenuhi kebutuhan di pasar dalam negeri.
Menurut Zulkifli, stok beras di gudang Perum BULOG saat ini melimpah dan akan terus bertambah dengan terus masuknya beras impor dan dari pengadaan dari dalam negeri yang bterus berlangsung hingga saat ini. Dia menyatakan stok beras di gudang Perum BULOG diperkirakan mencapai lebih dari 2 juta ton pada akhir tahun. Dengan posisi stok sebesar itu maka ketersediaan beras di tanah air bisa dikatakan sangat aman.
“Jadi, masyarakat dan para pedagang eceren beras tidak perlu khawatir ya, kita punya banyak stok beras. Ketersediaan beras di dalam negeri cukup aman dengan adanya stok beras yang melimpah saat ini, bahkan hingga akhir tahun kita perkirakan stok beras di gudang Perum Bulog akan mencapai minimal 2 juta ton. Jadi, posisinya sangat aman,” kata Zulkifli ketika mengadakan kunjungan ke gudang BULOG Kelapa Gading, Jakarta, Senin (4/11).
Stok beras Perum BULOG itu sebagian besar merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan sebagian kecil lainnya merupakan beras komersial. CBP merupakan beras milik pemerintah yang disimpan di gudang BULOG untuk keperluan intervensi di pasar dalam negeri guna mengendalikan kenaikan harga beras di masyarakat sesuai dengan tingkat harga yang ditetapkan pemerintah.
Zulkifli juga menyatakan bahwa volume beras yang diimpor impor Perum BULOG dan telah tiba di tanah air hingga saat ini seluruhnya mencapai 2,6 juta ton dari total 3,6 juta ton kuota impor yang diberikan pemerintah kepada Perum BULOG. Dari sisa kuota impor 1 juta ton, sebanyak 150.000 ton diantaranya sudah terkontrak dan kini sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Sisa kuota impor sebanyak 850.000 ton lagi diharapkan bisa tiba di tanah air sebelum berakhirnya tahun 2024.
“Untuk sisa ijin impor 850.000 ton ini sebelumnya pemerintah berencana untuk memenuhinya dengan membeli beras dari India melalui mekanisme government-to-government (G-to-G) namun ternyata tidak bisa dan akhirnya kita putuskan untuk melakukannya secara komersial melalui tender terbuka,” tutur Zulkifli yang didampingi Direktur Utama Perum BULOG Wahyu Suparono dan jajaran direksi Perum BULOG lainnya serta Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan.
Ditanya mengenai rencana impor beras tahun 2025 sehubungan dengan musim tanam padi di tanah air yang mundur, Zulkifli enggan mengungkapkannya. Dia menyatakan pihaknya masih memfokuskan diri pada penyelesaian ijin impor tahun 2024. (YS)