Gemabisnis.com, JAKARTA – Sebagian produsen tahu di wilayah Jakarta Bogor Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) hari ini mulai menghentikan produksi menyusul terus naiknya harga kedelai lokal maupun impor yang merupakan bahan baku utama pembuatan tahu.
Salah seorang pedagangan tahu di Kabupaten Bogor mengatakan banyak produsen tahu di wilayah Kabupaten Bogor yang sudah mulai menghentikan produksi tahunya gara-gara harga bahan baku kedelai yang terus naik hingga membuat para produsen tahu kebingungan dalam menentukan harga jual produknya ke konsumen.
Dengan penghentian kegiatan produksi tersebut, sejumlah pedagang sayur keliling yang biasa berjualan di perumahan-perumahan penduduk hari ini (Selasa, 6/12) banyak yang tidak menjual tahu. Banyak ibu rumah tangga yang ingin membeli tahu, tapi para pedagang keliling itu tidak bisa memenuhinya karena memang barangnya tidak ada di pasar.
Dia mengatakan harga bahan baku kedelai terus mengalami kenaikan sejak pertengahan tahun lalu dari sekitar Rp 600.000-Rp 800.000/kwintal menjadi lebih dari Rp 1,4 juta/kwintal saat ini. Dengan naiknya harga bahan baku kedelai tersebut para perajin/produsen tahu terus berupaya untuk tidak menaikkan harganya, namun di sisi lain mereka mencoba mengimbanginya dengan mengurangi ukuran tahu.
“Kalau kami turunkan harganya saya takut para konsumen malah lari dan tidak membeli tahu lagi. Sebab, kebanyakan konsumen tahu ini adalah kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah sehingga mereka sangat sensitive terhadap kenaikan harga,” tuturnya.
Namun demikian, dengan terus naiknya harga bahan baku kedelai mereka tidak bisa lagi terus memperkecil ukuran produknya karena konsumen pun pada akhirnya akan menyadari bahwa harga tahu sebetulnya sudah naik dan jika diperkecil lagi ukurannya maka berarti harganya naik lagi.
Di tengah kebingungan tersebut para perajin/produsen tahu sangat mengharapkan pemerintah mengambil langkah-langkah untuk menurunkan harga bahan baku kedelai agar kegiatan produksi tahu dapat bergairah kembali. Begitu pula kalangan konsumen akan terbantu dan akan kembali meningkatkan konsumsi tahu mereka. (YS)