Gemabisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menyatakan situasi pasokan bahan bakar minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan listrik menjelang libur Hari Raya Idul FItri 2023/1444 H dalam kondisi aman. Hal itu disampaikan Ketua Posko Nasional Sektor ESDM Hari Raya Idul Fitri 1444 H yang juga Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati.
“Secara umum kondisi Ketahanan Stok BBM aman, baik gasoline maupun gasoil, dengan ketahanan stok di atas 16 Hari. Kondisi stok LPG dalam kondisi aman dengan coverage days LPG nasional berkisar 15 sampai 17 hari dan kondisi pasokan tenaga listrik, pada kondisi aman dan cadangan terpenuhi,” kata Erika di Jakarta seperti dikutip siaran pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (10/4).
Selama periode Posko Hari Raya Idul Fitri Tahun 2023, BPH Migas dan Pertamina menyiagakan 114 Terminal BBM, 7.491 SPBU dan 68 DPPU, serta menyiagakan fasilitas tambahan di wilayah-wilayah dengan demand tinggi. Diprediksi akan terjadi peningkatan demand harian BBM selama Hari Raya Idul Fitri Tahun 2023 dimana permintaan Gasoline meningkat 10,3%, Avtur meningkat 7,3% sedangkan Kerosene diperkirakan turun 1,4% dan Gasoil turun 8,7%.
“Penyaluran LPG diproyeksikan sebesar 29.223 ton/hari atau meningkat 4,7% apabila dibandingkan dengan penyaluran normal sebesar 27.899 ton/hari,” tutur Erika.
Secara umum, penyaluran gas dari 29 Wilayah Kerja yang terdiri dari 24 KKKS kepada 2.504 Pelanggan Komersial dan Industri, 1.926 Pelanggan Kecil, 833.909 Sambungan Rumah Tangga, dan 9 Power Plant PLN Group melalui 25.850 km jaringan pipa gas, 13 SPBG, 3 MRU, dan 3 LNG Terminal handal dan aman. Prediksi peningkatan realisasi penyaluran BBG selama Hari Raya Idul Fitri sebesar 43,1% bila dibandingkan dengan tahun 2022.
Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menambahkan, Ditjen Migas telah melaksanakan pemantauan secara langsung di lapangan terkait ketersediaan BBM untuk masyarakat dalam rangka menyambut libur Hari Raya Idul Fitri.
“Minggu lalu kami telah melaksanakan pemantauan ketersediaan BBM di SPBU sepanjang jalur Pantura hingga ke Semarang dan persiapannya menghadapi libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H, menurut kami sudah siap dari perencanaan maupun implementasi,” ungkap Tutuka.
Menurut Tutuka, saat ini yang perlu dipahami bersama adalah pola konsumsi BBM tahun ini dengan tahun sebelumnya akan berbeda karena waktu libur tahun ini lebih panjang sehingga diperkirakan puncak libur panjang tidak drop ke bawah tapi sekitar dua minggu ada di puncak. Polanya berbeda dengan tahun sebelumnya dimana waktu liburnya pendek sehingga diperlukan ketahanan yang cukup lama untuk mensuplai jumlah pasokan pada saat puncak.
“Perencanaan sudah melihat indikasi tersebut jadi cukup bagus dari sisi perencanaannya, kedua dari segi infrastruktur juga telah disiapkan sistem tangki-tangki dan sistem penyaluran ke SPBU sudah siap juga kalau terjadi kenaikan puncak juga akan disiapkan tangki-tangki tambahan, juga tambahan-tambahan mobil tangki dan personil yang siaga 24 jam, jadi dari sisi internal Pertamina Patra Niaga sudah siap,” tutur Tutuka.
Direktur Pemasaran Regional Pt Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menambahkan, untuk memberikan layanan terbaik ke masyarakat Pertamina sudah menyiapkan beberapa program. Selain menjaga ketersediaan stok BBM, mulai 1 April juga sudah menyiapkan satgas internal untuk membangun stok di SPBU sehingga diharapkan masyarakat tidak menemui kesulitan dalam mendapatkan BBM di SPBU.
“Meskipun stok kami di kilang (dalam kondisi) baik, di terminal baik tapi yang harus kami pastikan adalah ketersediaan sampai di SPBU dan untuk memastikannya, kami sudah berkoordiansi dengan pihak Kepolisian agar proses ini ada pengawalan di terminal kami, pengawalan disuplai mobil tangki juga pengawalan di SPBUnya,” ujar Ega.
Selain itu semua, lanjut Ega, Pertamina Patra Niaga juga telah menyiapkan dari 7.400 SPBU dimana 1.500 SPBU diantaranya akan beroperasi 24 jam. Pertamina juga menyiapkan 5.400 agen LPG yang akan dioperasikan selama Posko beroperasi, 42 kios SPBU modular baru khususnya di layanan non tol di jalur selatan.
Sementara itu, guna memantau bencana kegeologian Kementerian ESDM juga telah membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi yang akan merespon dengan cepat setiap bencana yang terjadi dan siaga dalam waktu 24 jam, serta meningkatkan pemantauan gunung api secara cermat di beberapa gunung api aktif di seluruh wilayah Indonesia. (YS)