Gemabisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Republik Federasi Rusia akan segera memiliki Dutabesar (Dubes) baru yang akan menempati posisinya sebagai pimpinan di Kedutaan Besar Republik Federasi Rusia di Jakarta menyusul akan segera berakhirnya masa tugas Dubes lama yang dikenal supel dan mudah bergaul yang memiliki nama lengkap Lyudmila Georgievna Vorobieva.
Dalam sebuah perbincangan dengan wartawan Gemabisnis.com belum lama ini Dubes Lyudmila mengatakan setelah berakhirnya masa tugas di Indonesia dirinya akan kembali bertugas di Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow sambil menunggu penempatan/penugasan diplomatik yang baru.
Dubes Rusia kelahiran tahun 1964 yang memiliki satu orang putri yang sudah menginjak usia dewasa itu merupakan lulusan dari Institut Hubungan Internasional Negeri di Moskow tahun 1985. Karir diplomatik Lyudmila di Kementerian Luar Negeri Rusia dimulainya sejak tahun 1989.
Pada tahun 2005 hingga tahun 2007, Lyudmila diangkat menjadi Minister-Counsellor di Keduataan Besar Republik Federasi Rusia di Bangkok, Thailand. Setelah sempat kembali ke kantor Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow selama kurang lebih tiga tahun, Lyudmila mendapatkan penugasan pertamanya sebagai Duta Besar Republik Federasi Rusia di Kualumpur, Malaysia pada tahun 2010 hingga tahun 2015.
Pada tahun 2015 Lyudmila ditarik kembali ke kantor Kementerian Luar Negeri di Moskow dan selanjutnya ditunjuk menjadi Direktur Departemen Asia Ketiga hingga awal-awal tahun 2018. Selanjutnya Lyudmila dilantik sebagai Duta Besar Republik Federasi Rusia untuk Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Federasi Rusia tanggal 15 Februari 2018.
Dubes Rusia yang menguasai empat bahasa asing ini, yaitu bahasa Inggris, Lao, Prancis dan Thai telah menjalankan tugasnya dengan baik di Indonesia lebih dari enam tahun yang diwarnai dengan berbagai dinamika pasang surut perkembangan geopolitik di kawan Asia Tenggara.
Secara umum, selama menjalankan tugasnya di Indonesia Dubes Lyudmila berhasil meningkatkan hubungan diplomatik antara Rusia dan Indonesia yang diwarnai dengan meningkatnya hubungan ekonomi, politik, serta sosial budaya antara kedua negara. Di bidang ekonomi terjadi peningkatan hubungan dagang (ekspor-impor) kedua negara yang cukup signifikan selama kurun waktu enam tahun terakhir.
Di era Dubes Lyudmila pula lah Indonesia menandatangani kesepakatan dimulainya putaran negosiasi pembentukan pakta perdagangan bebas Indonesia-Eurasian Economic Union (EAEU) yang terdiri dari lima negara anggota yaitu Rusia, Belarusia, Kyrgyzstan, Kazakhstan dan Armenia.
Demikian juga di bidang politik di berbagai forum internasional Indonesia banyak memiliki kesamaan sikap politik dengan Rusia sehingga kedua negara tampak seiring dalam menanggapi berbagai peristiwa di dunia.
Di bidang sosial budaya terjadi peningkatan hubungan sangat signifikan diantara kedua negara baik dalam pertukaran promosi seni dan budaya antar kedua negara, hubungan di bidang keagamaan dimana delegasi masyarakat muslim Indonesia saling berkunjung satu sama lain dengan masyarakat muslim di Rusia. Indonesia akan mengirimkan delegasi kaum muda berprestasinya ke the World Youth Festival pada 1-7 Maret 2024 yang akan diselenggarakan di kota Sochi dan Sirius di pesisir pantai Laut Hitam yang terletak di bagian Selatan wilayah Republik Federasi Rusia. Sebelumnya, menjelang pelaksanaan pertemuan puncak G20 di Bali November 2022 sejumlah musisi Rusia turut berpartisipasi dalam acara Gala Dinner G20.
Hanya satu kesepakatan kerjasama Indonesia-Rusia yang hingga kini belum bisa dieksekusi, yaitu kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan khususnya menyangkut rencana pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35. Walaupun inisiasi pembelian ke-11 pesawat Su-35 itu sudah dimulai tahun 2015 yang kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan kontrak jual-beli melalui skema Imbal Dagang pada tahun 2018, namun sampai saat ini kontrak jual beli itu belum bisa direalisasikan. Terlebih sejak Rusia terlibat konflik bersenjata dengan Ukraina pada Februari 2022 lalu, kelanjutan realisasi kontrak Su-35 tersebut menjadi semakin tidak jelas. (YS)