Gemabisnis.com, JAKARTA – Nilai ekspor produk berbasis gandum selama semester I (Januari-Juni) 2022 mengalami kenaikan 30,6% menjadi US$646,8 juta dibandingkan dengan nilai ekspor produk tersebut selama periode yang sama tahun 2021 yang mencapai US$495,4 juta.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang dalam paparannya di sela-sela rapat Aptindo-Bank Indonesia belum lama ini mengatakan ekspor produk berbasis gandum terdiri dari terigu, produk samping berupa dedak gandum dan produk makanan berbasis terigu.
Menurut Franciscus, selama periode Januari-Juni 2022 nilai ekspor terigu mencapai US$14,98 juta, naik 37,7% dari US$10,88 juta pada periode yang sama tahun 2021, nilai ekspor produk samping mencapai US$78,07 juta, naik 11,8% dari US$69,80 juta tahun lalu dan nilai ekspor produk makanan berbasis terigu mencapai US$553,72 juta, naik 33,5% dibandingkan US$414,72 juta pada periode Januari-Juni 2021.
Pada tahun 2021 (Januari-Desember) nilai ekspor produk berbasis gandum nasional mencapai US$1,19 miliar, naik 3,2% dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2020 yang mencapai US$1,16 miliar.
Negara tujuan utama ekspor terigu Indonesia diantaranya Papua New Guinea, Timor Leste, Singapura, Kepulauan Solomon, Hong Kong, Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, Thailand, Vietnam, Kiribati, Vanuatu, Korea Selatan dll.
Sementara itu, ekspor dedak gandum terutama ditujukan ke China, Korea Selatan, Filipina, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Vietnam, Jepang, Thailand dll. Sedangkan ekspor produk makanan berbasis terigu ditujukan ke China, Malaysia, Filipina, Myanmar, Vietnam, Australia, Jepang, Thailand an AS.
Melihat terus meningkatnya ekspor berbagai produk berbasis gandum dan makin luasnya cakupan negara tujuan ekspor, Franciscus memperkirakan Indonesia ke depan akan menjadi pusat industri berbasis gandum di kawasan Asia Timur. (YS)