Gemabisnis.com, JAKARTA – Pemerintah India pekan lalu telah mengumumkan kebijakan pembatasan ekspor gula dalam rangka mengerem laju inflasi di dalam negeri dan meningkatkan produksi bahan bakar etanol berbasis tebu sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor.
Kementerian Perdagangan dan Industri India melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negerinya pada 24 Mei 2022 lalu mengumumkan amandemen kebijakan ekspor gulanya di tengah penjualan ekspor gula ke pasar internasional yang sedang mengalami kenaikan, demikian laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang diterima redaksi Gemabisnis.com belum lama ini.
Menurut laporan tersebut, pemerintah India menerbitkan notifikasi tentang pembatasan ekspor gula dengan tujuan untuk mengerem inflasi domestik dan mengalirkan lebih banyak tebu untuk produksi etanol. Menurut amandemen tersebut, ekspor gula kasar, gula kristal rafinasi dan gula kristal putih dikelompokkan dalam kategori ‘dibatasi’.
Kegiatan ekspor yang dilakukan setelah tanggal 1 Juni 2022 diharuskan mendapatkan ijin khusus terlebih dahulu dari Direktorat Gula yang berada di bawah Departemen Makanan dan Distribusi Publik. Ekspor gula khusus untuk tujuan Amerika Serikat dan Uni Eropa yang berturut-turut terkena TRQ (tariff-rate quota) dan quota Schedule CXL dikecualikan dari direktif tersebut. Ini merupakan pembatasan ekspor gula pertama dalam kurun waktu enam tahun terakhir yang diperkirakan akan mampu mendongkrak stok gula di dalam negeri India hampir 15% akibat ekspor yang menurun.
Sementara itu berbagai media lokal di India melaporkan bahwa berdasarkan data yang dikeluarkan pemerintah India, Senin (23/5), ekspor gula negara tersebut mengalami lonjakan 65% menjadi US$4,6 miliar pada tahun fiskal 2021-2022 (April-Maret) dibandingkan dengan tahun fiskal sebelumnya (April 2020-Maret 2021). Namun jika dibandingkan dengan tahun fiskal 2013-2014 terjadi lonjakan ekspor 291%. Berdasarkan data pemerintah tersebut India mengekspor gula ke 121 negara.
Pada tahun 2019-2020 ekspor gula India mencapai US$1,97 miliar dan naik menjadi US$2,79 miliar pada tahun fiskal 2020-2021. Pada 2021-2022 (April-Februari) India mengekspor gula senilai US$769 juta ke Indonesia (sebagai tujuan ekspor terbesar), diikuti Bangladesh (US$561 juta), Sudan (US$530 juta) dan UEA (US$270 juta).
India juga mengekspor gula ke Somalia, Saudi Arabia, Malaysia, Sri Lanka, Afghanistan, Irak, Pakistan, Nepal, China, AS, Singapura, Oman, Qatar, Turki, Iran Suriah, Kanada, Australia, Afrika Selatan, Jerman, Prancis, Selandia BAru, Denmark, Israel, Rusia, dan Mesir.
Negara bagian Uttar Pradesh, Maharashtra dan Karnataka memproduksi hampir 80% dari total produksi gula India. Negara bagian penghasil gula lainnya adalah Andhra Pradesh, Gujarat, Madhya Pradesh, Odisha, Tamil Nadu, Bihar, Haryana, dan Punjab.
India kini menjadi produsen gula terbesar kedua setelah Brazil. Sejak tahun 2010-2011 India secara konsisten mencapai surplus gula dimana produksinya secara signifikan melampaui kebutuhan di pasar dalam negerinya. (YS)