Gemabisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pendanaan sebesar CA$15 juta untuk Fakultas Matematika dan Lingkungan University of Waterloo, Kanada dalam rangka men-support kerja sama dengan mitra Indonesia dalam strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di negara mitra.
Pendanaan yang disediakan oleh Global Affairs Canada akan mendukung proyek Flood Impacts, Carbon Pricing, and Ecosystem Sustainability (FINCAPES). FINCAPES dipimpin oleh Prof. Stefan Steiner bekerja sama dengan Prof. David Landriault dan Prof. Brent Doberstein.
Rektor IPB University, Prof. Arif Satria menyambut gembira peluncuran proyek yang monumental ini. Peresmian proyek dan penandatangan nota kesepahaman dilakukan di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, 20/2/2023.
Dia menyampaikan apresiasi kepada University of Waterloo yang telah mengundang IPB University untuk berkolaborasi dalam proyek yang berdampak pada pengembangan Center of Excellence for Nature-based Solutions ini. “Saya yakin pendirian Center of Excellence ini akan benar-benar transformatif, karena akan menyediakan platform untuk penelitian terapan, pengembangan, dan percontohan pendekatan berbasis alam untuk membantu Indonesia dalam beradaptasi dan memitigasi dampak perubahan iklim,”ujarnya seperti dikutip siaran pers yang dikeluarkan IPB University hari ini (Kamis, 23/2).
Sebagai salah satu universitas terbaik di bidang kehutanan di Asia, Prof. Arif menyebut bahwa IPB University telah berupaya mengembangkan inovasi serta memberikan solusi dalam merespon perubahan iklim secara lokal dan global. Ruang lingkup kerja yang IPB University kembangkan adalah konservasi dan restorasi lahan gambut dan mangrove.
“Dalam hal ini, kami telah menerapkan pendekatan dan teknik yang lebih baik, termasuk aspek biofisik dan sosial-kelembagaan, untuk mempromosikan konservasi dan restorasi di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan Barat,” katanya.
Peran IPB University juga sangat strategis dalam wacana di antara semua pihak yang terlibat dalam pengembangan regulasi konservasi hutan, lahan gambut, dan mangrove di Indonesia. “IPB University juga berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan bagi pengambilan kebijakan dalam kebijakan terkait perubahan iklim, baik karbon hijau maupun karbon biru, “ jelas Prof. Arif.
Lebih lanjut dikatakannya, pada tahun 2022, pemerintah Indonesia telah menyampaikan peningkatan target penurunan emisi melalui Enhanced Nationally Recognized Contributions (NDC). Komitmen ini membutuhkan strategi yang baik dan dukungan dari pihak internasional.
“Kami percaya dan berharap kolaborasi kami di bawah Proyek FINCAPES akan memberikan kontribusi besar untuk memungkinkan Indonesia mencapai target peningkatan NDC,” tuturnya. Ia berharap juga bahwa proyek ini akan berfungsi sebagai katalis untuk pencapaian dan kemajuan yang lebih besar di tahun-tahun mendatang.
Adapun proyek FINCAPES adalah inisiatif multi-stakeholder yang akan diinisiasi selama 5,5 tahun untuk membantu Indonesia beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim, serta melestarikan keanekaragaman hayati. Proyek ini akan bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintahan, universitas terkemuka termasuk IPB University, Universitas Prasetiya Mulya, berbagai lembaga swadaya dan organisasi masyarakat sipil, serta perwakilan industri terpilih. FINCAPES akan memberikan bantuan teknis dan pembangunan kapasitas untuk membantu penguatan mitigasi, konservasi, dan restorasi ekosistem dalam merespon perubahan iklim.
Komponen kedua dari proyek ini akan berfokus pada peningkatan upaya serius Indonesia untuk memulihkan penyerap karbon dengan membantu melindungi dan merehabilitasi lahan gambut dan ekosistem bakau yang kritis. Sejumlah laboratorium hidup bagi para ilmuwan akan dikembangkan untuk mengembangkan dan menguji metode baru dalam upaya penting ini hingga nantinya dapat direplikasikan secara luas. (YS)