Gemabisnis.com, JAKARTA – Tidak adanya mekanisme yang menjamin penyaluran beras Bulog ke pasar akan makin memicu kenaikan volume beras turun mutu (rusak) yang disimpan di gudang-gudang Bulog, demikian disampaikan pengamat perberasan yang juga pegiat Komite Pendayagunaan Pertanian (KKP) dalam sebuah webinar bertema “Pengelolaan CPP dengan Mekanisme Dynamic Stock” yang diselenggarakan PATAKA, belum lama ini.
Khudori mengatakan beras turun mutu merupakan persoalan klasik lainnya yang timbul akibat dihapuskannya saluran captive market untuk pengeluaran stok beras Perum Bulog ke konsumen melalui program Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin) yang kemudian diubah namanya menjadi Beras untuk Kesejahteraan (Rastra).
Selama ini Perum Bulog diwajibkan pemerintah untuk menyerap beras produksi petani melalui program pengadaan beras dari dalam negeri dengan mengacu pada Harga Pembelian Pemerinath (HPP) untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Namun demikian di sisi lain pemerintah sejak tahun 2020 menghapus saluran pengeluaran beras Bulog melalui mekanisme captive market berupa program Raskin dan Rastra dan membiarkan Bulog untuk bersaing dengan pemasok swasta di pasar beras nasional.
“Karena itu, untuk pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) termasuk beras yang kini dikomandoi oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog sebagai operator/pengelola CPP, pemerintah harus menciptakan kembali pasar pasti (captive market) bagi komoditi pangan yang dikelola Bulog. Kalau tidak ada captive market sementara mekanisme disposal tidak jelas, maka potensi beras yang turun mutu (rusak) akan makin besar dan ini akan menjadi beban negara yang terbuang sia-sia,” tutur Khudori.
Menurut Khudori, pada 31 Desember 2020 jumlah beras sisa impor tahun 2018 yang tersimpan di gudang Bulog mencapai 316.464 ton. Pada tahun 2021 beras sisa impor 2018 masih ada 104.349 ton.
Sementara itu, pada 24 Desember 2021 terdapat 238.958 ton beras di gudang Bulog hasil pengadaan 2018 dan 2019 dan impor 2018. Beras sebanyak itu telah berusia 2-3 tahun dan tinggal menunggu waktu untuk menjadi beras turun mutu dan rusak. (YS)