Gemabisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama Perum BULOG Wahyu Suparyono mengatakan pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan telah memerintahkan Perum BULOG untuk setidaknya melakukan pengadaan 3 juta ton setara beras dari dalam negeri selama tahun 2025 guna memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Menurut Wahyu, pengadaan beras dan/atau gabah tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk tidak melakukan impor beras tahun ini sebagaimana telah diputuskan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto belum lama ini. Selain itu, pengadaan beras dan/atau gabah di tahun 2025 akan mengikuti ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang ditetapkan Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS) tanggal 12 Januari 2025 dan berlaku mulai tanggal 15 Januari 2025.
Berdasarkan Keputusan Kepala BAPANAS itu, HPP Gabah Kering Panen (GKP) di petani dengan kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10% adalah Rp 6.500/kg (naik dari sebelumnya Rp 6.000/kg), harga GKP di penggilingan dengan kadar air maksimum 25% dan kadar hampa maksimum 10% Rp 6.700/kg (naik dari sebelumnya Rp 6.100/kg), harga GKG di penggilingan dengan kadar air maksimum 14% dan kadar hampa maksimum 3% Rp 8.000/kg (naik dari sebelumnya Rp 7.300/kg) dan harga GKG di gudang Perum BULOG dengan kadar air maksimum 14% dan kadar hampa maskimum 3% sebesar Rp 8.200/kg (naik dari sebelumnya Rp 7.400/kg). Sementara itu, HPP beras dengan derajat sosoh minimal 100%, kadar air maskimum 14%, butir patah maksimum 25% serta butir menir maksimum 2% ditetapkan sebesar Rp 12.000/kg (naik dari sebelumnya Rp 11.000/kg).
Sebelumnya, kata Wahyu, Perum BULOG telah menargetkan untuk melakukan pengadaan beras dan atau gabah dari dalam negeri sebanyak 2 juta ton setara beras sepanjang tahun 2025, namun target pengadaan itu ditingkatkan menjadi 3 juta ton setara beras yang diputuskan pemerintah melalui Rapat Koordinasi (Rakor) di kantor Kementerian Pangan hari ini, Rabu (22/1).
Target pengadaan beras dan/atau gabah tahun ini melonjak lebih dari 100% jika dibandingkan dengan realisasi pengadaan beras BULOG dari dalam negeri untuk CBP di tahun 2024 yang mencapai 1,26 juta ton. Namun demikian, di tahun 2024 selain ditopang beras produksi dalam negeri CBP juga diperkuat oleh pengadaan luar negeri (impor) yang cukup besar lebih dari 3 juta ton.
“Kami (Perum BULOG) sebagai operator tentu harus siap untuk dapat mencapai target pengadaan yang ditetapkan pemerintah selaku regulator dan kami akan berupaya sebisa mungkin untuk mencapai target tersebut,” ungkap Wahyu di sela-sela acara diskusi bersama media soal penyerapan gabah dan beras tahun 2025 di Jakarta, Rabu (22/1).
Dua direktur Perum BULOG turut mendampingi Dirut Perum BULOG Wahyu Suparyono dalam diskusi tersebut, yaitu Direktur Keuangan Iryanto Hutagaol dan Direktur Supply Chains dan Pelayanan Publik, Suyamto.
Wahyu mengakui bahwa untuk mencapai target tersebut Perum BULOG tidak bisa bekerja sendiri mengingat badan usaha milik negara tersebut memiliki sejumlah keterbatasan antara lain menyangkut kapasitas pengeringan dan penggilingan gabah, kapasitas penyimpanan (gudang dan silo) serta keterbatasan personel dan jangkauan pengadaan ke seluruh pelosok tanah air. Karena itu, Perum BULOG berupaya untuk melakukan kerja sama dengan pihak-pihak lain, baik dengan pelaku usaha swasta maupun badan usaha milik negara lainnya.
Untuk kegiatan pengadaan beras dan/atau gabah tersebut, Perum BULOG pada tanggal 15 Januari 2025 lalu telah melakukan perjanjian kerja sama (PKS) dengan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) untuk pengadaan dan pengolahan gabah dan/atau beras dalam rangka meningkatkan kapasitas pengadaan beras dan/gabah dari dalam negeri dengan total kuantum sebanyak 1.176.000 ton setara beras.
Kerja sama Perum Bulog dengan PERPADI tersebut mencakup kerja sama pengadaan Gabah Kering Giling (GKG) atau beras sesuai standard kualitas yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional serta kontrak kerja sama pengolahan Gabah Kering Panen (GKP) menjadi GKG dan/atau GKG menjadi beras.
Selain itu, Perum BULOG juga menjalin kerja sama dengan Asoiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) yang mencakup kerja sama penguatan Cadangan Beras Pemerintah, pengadaan gabah dan beras petani, penyaluran dan penjualan beras petani.
Untuk menambah kemampuan pengadaan beras dan/atau gabah, tambah Wahyu, Perum BULOG akan terus memperluas kerja sama dengan pihak-pihak lain yang kompeten di bidangnya guna mengejar target penyerapan beras dan/gabah dari dalam negeri.
Menurut Wahyu, saat ini Perum BULOG memiliki mitra aktif sebanyak 1.294 mitra di seluruh Indonesia. Mitra-mitra tersebut yang melakukan pembelian gabah dan beras dari petani dan Perum Bulog membeli GKG dan beras di depan pintu Gudang BULOG. BULOG membeli beras dan gabah dari mitra sesuai HPP, namun harga pembelian mitra dari petani berpotensi di bawah HPP mengikuti tabel rafaksi yang berlaku.
Terkait dengan terbatas kapasitas gudang penyimpanan Perum BULOG, Wahyu mengatakan saat ini Perum BULOG memiliki gudang dengan total kapasitas penyimpanan 3,5 juta ton, dari jumlah itu gudang kini sudah terisi 2 juta ton stok beras yang dimiliki Perum BULOG sehingga kapasitas simpan yang terisisa tinggal 1,5 juta ton. Karena itu, untuk menambah kapasitas penyimpanan Perum BULOG akan melakukan kerja sama sewa gudang dengan TNI, RNI dan pihak-pihak lainnya yang memiliki kelebihan ruang simpan di gudang-gudang mereka. (YS)