Gemabisnis.com, JAKARTA – Kinerja ekspor karet Sumatera Utara kembali mengalami penurunan sebesar 6,6% pada bulan April menjadi 31.633 ton walaupun sebelumnya sempat mengalami kenaikan pada bulan Maret, demikian diungkapkan Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Sumatera Utara Edy Irwansyah dalam siaran persnya kemarin.
Menurut Edy, pengapalan ekspor karet dari Sumatera Utara pada bulan Januari dan Pebruari mengalami penurunan masing-masing 18% dan 12%, kemudian terjadi kenaikan 18% pada pengapalan Maret. Namun, pada April kembali anjlok 6,6% menjadi 31.633 ton.
“Total volume ekspor pada periode Januari-April 2022 juga masih mengalami penurunan 2,72% menjadi 131.718 ton bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” jelas Edy.
Jumlah destinasi negara tujuan ekspor karet Sumatera Utara untuk pengapalan bulan April juga mengalami penurunan menjadi 26 negara dari 31 negara pada bulan Maret. Adapun 5 negara tujuan ekspor utama karet Sumatera Utara selama bulam April adalah Jepang di urutan teratas dengan pangsa 31,61%, diikuti Amerika Serikat (AS) di urutan kedua dengan pangsa 11,7%, China di ururtan ketiga dengan pangsa 9,24%, Brazil di urutan keempat dengan 9,11%, dan Kanada di urutan kelima dengan 6,57%.
Edy mengatakan dari 26 negara tujuan ekspor tersebut tidak ada tujuan ekspor ke Rusia. Hal ini sama dengan pengapalan bulan Maret. Dari sisi negara tujuan ekspor, Rusia tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja ekspor karet Sumatera Utara.
Menurut Edy, faktor utama yang mempengaruhi penurunan volume ekspor selama bulan April adalah berkurangnya permintaan buyers dari pabrikan ban. Pabrik ban di pasar global saat ini cenderung membeli karet dari Thailand yang harganya lebih murah dibandingkan Indonesia.
“Dari sisi pasokan, perkebunan karet di Sumatera Utara seyogianya sudah membaik, namun produksi juga masih terganggu dengan adanya peningkatan frekuensi curah hujan belakangan ini,” pungkas Edy. (YS)