Gemabisnis.com, JAKARTA – Melihat peluang yang terbuka ke depannya, Thai Trade Center (TTC) Jakarta di bawah Department of International Trade Promotion (DITP), Ministry of Commerce, Thailand Government, berinisiasi mengadakan “2024 Thailand Halal Product Business Matching” Selasa (3/9) di Jakarta.
Dalam keterangannya kepada pers, Hataichanok Sivara selaku Director of the Thai Trade Center Jakarta mengemukakan, kedua belah pihak Thailand dan Indonesia tidak hanya bertujuan saling terikat dalam hubungan perdagangan ekspor dan impor, namun Thailand siap bekerjasama dan berkolaborasi, terkait isu halal sebagai standar memasuki Pasar Indonesia yang penduduknya mayoritas beragama muslim.
“Salah satu bentuk kerjasama antar negara yang disepakati dalam kerangka pemberlakuan standar halal adalah kedua negara mengikat kesepahaman bersama dalam kerangka Mutual Recognition Agreement (MRA) yang kami akui dalam tahap pertama tidak mudah mengimplementasikannya.
Namun kami optimistik tahapan-tahapan berikutnya kolaborasi akan menjadi semakin mudah. Dari sini masing-masing negara akan mengetahui potensi yang bisa digali dalam kerjasama, termasuk juga cakupannya akan menjadi lebih luas. Misalnya kondisi iklim El Nino yang saat ini tengah terjadi di Indonesia, diperkirakan nantinya akan berpotensi menyerap lebih banyak beras dari Thailand,” papar Hataichanok.
Secara global, nilai pasar halal diperkirakan mencapai US$2,3 triliun pada 2023. Pasar ini mencakup berbagai sektor termasuk makanan dan minuman, pariwisata, keuangan, kosmetik, dan farmasi. Sektor makanan dan minuman halal merupakan yang terbesar, mencapai nilai US$1,27 triliun, diikuti oleh fashion halal dengan nilai sekitar US$295 miliar dan kosmetik serta farmasi halal US$95 miliar. Pertumbuhan tahunan pasar halal global diperkirakan sekitar 7,3% hingga tahun 2027, yang akan meningkatkan nilai pasarnya mendekati US$4,96 triliun.
Menurut Hataichanok Sivara, “2024 Thailand Halal Product Business Matching” menjadi sangat penting karena menyediakan platform untuk memperkuat jaringan bisnis di industri halal. Acara ini memungkinkan produsen dan distributor menjalin kemitraan strategis, membuka peluang baru, dan memperluas pasar di Thailand, yang merupakan salah satu destinasi utama untuk pariwisata ramah muslim.
“Selain itu, event ini membantu meningkatkan kesadaran dan permintaan terhadap produk halal dengan memamerkan inovasi terbaru dan menyediakan kesempatan bagi pengusaha halal untuk mempresentasikan produk mereka, sehingga kondisi ini dapat memperkuat posisi Thailand sebagai hub penting dalam pasar ini,” tambahnya.
Pasar halal terus berkembang karena mencakup lebih dari sekadar makanan dan minuman, termasuk juga produk kosmetik, perawatan tubuh, farmasi, serta berbagai jasa seperti pariwisata, perbankan, keuangan, dan logistik. Permintaan global yang tinggi mendorong banyak konsumen mencari makanan bersertifikat halal. Namun demikian hal tersebut tidak mudah mengingat setiap negara memiliki lembaga Islam yang berwenang mengeluarkan sertifikat resmi.
Industri halal juga berkembang di berbagai pasar di luar Timur Tengah, terutama di Asia. Tiongkok misalnya, berupaya meningkatkan perdagangan dengan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) melalui inisiatif “One Belt One Road.”
Selain itu pasar internasional mendapat manfaat dari produk halal karena banyaknya komunitas muslim yang membutuhkan produk halal di suatu negara. Hal ini diperkuat dengan tingginya permintaan akibat pertumbuhan populasi muslim seperti Indonesia yang menggalakkan regulasi sertifikasi halal yang lebih ketat.
Posisi Indonesia dan Thailand dalam Pasar Halal Global
Sebagai salah satu pasar halal terbesar di dunia, Indonesia menjadi negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Karenanya hal tersebut mendorong permintaan yang tinggi dalam penerbitan sertifikasi produk halal. Selain itu, Indonesia juga menggalakkan regulasi sertifikasi halal yang ketat dalam upayanya memperkuat posisinya sebagai pusat utama industri halal global.
Hingga Februari 2024, terdapat 3.920.811 produk bersertifikat halal, dengan 1.350.947 produk di antaranya menggunakan metode deklarasi mandiri. Dari Januari hingga Oktober 2023, nilai perdagangan produk halal Indonesia mencapai total US$53,43 miliar, terdiri atas ekspor produk halal Indonesia US$42,33 miliar dan impornya US$11,10 miliar.
Sementara Thailand kini menjadi pemain penting dalam pasar halal, terutama dalam sektor pariwisata ramah muslim, karena telah menjadi hub penting bagi masuknya produk halal. “Negeri Gajah Putih” ini juga termasuk dalam 10 besar destinasi untuk pariwisata ramah muslim. Hal ini menunjukkan peran penting Thailand di sektor ini dan minat yang tinggi dari wisatawan muslim. Selain itu, Thailand aktif mempromosikan produk halal dan menjalin kemitraan untuk memperluas jangkauan produk halal ke pasar internasional. Baik Indonesia maupun Thailand kini memainkan peran kunci dalam pertumbuhan dan ekspansi industri halal, dengan Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar. (LSR)