Gemabisnis.com, JAKARTA – PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) mentargetkan angka produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) tahun 2023 setidaknya mencapai 1,3 juta ton, atau sama dengan volume produksi tahun 2022, hal itu disampaikan Presiden Direktur AAL, Santosa di sela-sela public expose perusahaan tersebut secara virtual di Jakarta hari ini, Senin (3/4).
Santosa mengatakan walaupun kemungkinan besar di kuartal pertama (Januari-Maret) tahun 2023 volume produksi CPO PT AAL akan mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume produksi pada periode yang sama tahun lalu, namun perusahaan belum bisa memprediksi total volume produksi sepanjang tahun 2023. Karena itu, perusahaan memperkirakan volume produksi CPO-nya paling tidak sama dengan tahun lalu.
Terkait dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang akan terjadinya fenomena cuaca El Nino tahun 2023 ini yang dapat mempengaruhi produksi minyak kelapa sawit, Santosa mengatakan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya bahwa dampak dari fenomena cuaca El Nino terhadap produktivitas kebun kelapa sawit tidak akan langsung dirasakan pada tahun berjalan namun baru akan dirasakan setahun sampai 1,5 tahun berikutnya.
Menurut Santosa, volume produksi CPO tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 11,5% dari 1,47 juta ton pada tahun 2021 menjadi 1,3 juta ton sehubungan dengan terjadinya sejumlah peristiwa salama tahun 2022 yang mempengaruhi industri perkelapasawitan Indonesia termasuk diantaranya penerapan Domestic Market Obligation, Domestic Price Obligation, larangan ekspor sejumlah produk minyak kelapa sawit dan invasi Rusia ke Ukraina yang memicu terganggunya pasokan minyak biji bunga matahari dari Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun inti di tahun 2022 mengalami penurunan 1,2% menjadi 4,27 juta ton dari 4,33 juta ton pada tahun 2021, sedangkan pembelian TBS dari kebun sawit lain mengalami penurunan 20,8% menjadi 2,59 juta ton pada tahun 2022 dari 3,27 juta ton tahun 2021.
Hingga akhir tahun 2022 PT AAL mengelola kebun sawit seluas 287.000 ha yang tersebar di Sumatera seluas 50.900 ha (17,7%), Kalimantan 130.800 ha (45,6%) dan Sulawesi 105.300 ha (36,7%). Kebun sawit seluas itu terbagi ke dalam kebun sawit inti (milik perusahaan) seluas 214.800 ton (74,8%) dan kebun plasma/KKPA seluas 72.200 ha (25,2%).
Pada tahun 2022 PT AAL berhasil meraih pendapatan bersih sebanyak Rp 21,83 triliun, turun 10,3% dari Rp 24,32 triliun tahun 2021, sedangkan perolehan laba bersihnya pada tahun 2022 mencapai Rp 1,73 triliun, lebih rendah 12,4% dari Rp 1,97 triliun tahun 2021. (YS)