Gemabisnis.com, JAKARTA–Guna mengatasi cengkeraman mafia dalam perdagangan beras nasional, Perum BULOG memberikan kesempatan kepada pengusaha dan pedagang beras nasional untuk membeli langsung kepada BULOG asalkan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
“Para pedagang beras dapat datang langsung ke BULOG untuk membeli beras. mau 10..000 ton atau 3.000 ton boleh saja,” ujar Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso (Buwas) di Jakarta, Jumat (20/01/2023)..
Menurutnya, Perum BULOG nantinya akan memeriksa calon pembeli itu apakah memenuhi persyaratan misalnya punya jaringan luas sehingga beras tersebut. jika memenuhi persyaratan beras impor dapat dibeli pedagang itu.
Menurut rencana, beras impor jenis premium dengan kadar pecah 5 persen itu akan digelontorkan sebanyak 100.000 ton mulai pekan depan dan dijual dengan harga Rp 8.300 per kilogram. Dengan harga itu, Buwas berharap harga beras impor di pasaran tidak melewati Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium yakni berkisar Rp9.450- Rp 9.950 per kilogram berdasarkan wilayah.
Untuk memangkas biaya distribusi beras impor asal Pakistan, Vietnam dan Myanmar itu akan dijual berdasarkan titik atau wilayah kedatangan beras tersebut. misalnya, beras impor yang datang di pelabuhan Jakarta akan dijual untuk kawasan Jakarta saja. begitu juga dengan beras impor yang tiba di Sumatera Utara akan dijual untuk pedagang di wilayah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Buwas juga menjelaskan kalau semua alokasi impor 500.000 ton sudah terkontrak dan sebagian sudah masuk dan lainnya sedang dalam pengiriman ke Indonesia. “Paling lambat pertengahan Pebruari semua beras impor sudah masuk ke Indonesia,” ucapnya.
Dia mengakui kalau kedatangan beras impor itu tidak sesuai dengan keinginan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang mengharapkan beras impor masuk semua pada akhir Januari 2023 karena adanya berbagai hambatan, mulai dari pengurusan izin impor hingga bongkar muat di pelabuhan.
Misalnya, ungkap Buwas, untuk pengurusan izin impor saja baru bisa selesai pada pertengahan Desember dan proses pengiriman terhambat adanya libur Natal dan Tahun Baru di negara asal beras itu. Selain itu, padatnya arus bongkar muat di pelabuhan serta cuaca yang tidak mendukung juga mengakibatkan beras impor tersendat masuk pelabuhan. (HN)