Gemabisnis.com, JAKARTA – Realisasi ekspor karet dari Sumatera Utara (Sumut) untuk pengapalan Oktober 2022 menurun 15,3% menjadi 24.537 ton month-on-month dibandingkan September 2022. Realisasi ekspor tersebut semakin jauh dari rata-rata ekspor bulanan sekitar 38.000-40.000 ton, kata Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) cabang Sumut hari ini (Kamis, 17/11).
Kendati demikian Edy menyebutkan untuk periode satu tahun terakhir (Nopember 2021-Oktober 2022, terdapat pertumbuhan volume ekspor sebesar 3% year-on-year menjadi 379.931 ton dibandingkan periode yang sama setahun yang lalu (Nopember 2020-Oktober 2021).
Menurut Edy, penurunan ekspor secara berturut-turut mulai terjadi di bulan Agustus 2022. Penurunan dipengaruhi karena negara tujuan ekspor mengalami pelemahan ekonomi, sehingga berimbas pada permintaan yang masih sepi. Penyumbang penurunan ekspor terbesar di bulan Oktober 2022 adalah Amerika Serikat yang turun 37,8% month-on-month dibandingkan September 2022. Faktor lain adalah rendahnya harga, dimana harga rata-rata karet jenis TSR20 pada Oktober 2022 sebesar US$1,29/kg FOB Singapura, sedangkan rata-rata pada Januari mencapai US$1,8/kg.
Negara tujuan ekspor karet alam Sumut di bulan Oktober sebanyak 30 negara. Adapun lima negara tujuan ekspor utama karet SUMUT adalah : 1) Jepang (36,4%), 2) Brazil (13,0%), 3) USA (9,5%), 4) Turki (6,6%), dan 5) China (5,6%). Posisi Brazil pada tahun ini sejak bulan Juli menempati posisi kedua negara tujuan ekspor karet Sumatera Utara.
Edy mengatakan ekspor karet alam Sumut untuk pengapalan Nopember 2022 diharapkan dapat membaik seiring dengan mulai membaiknya harga. Harga TSR20 di bursa berjangka Singapura (SGX) pada 16 Nopember 2022 sebesar US$129,8 sen/kg. (YS)