• Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Jumat, November 7, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
No Result
View All Result

FAO Tawarkan Pengembangan Padi Ratun kepada Petani Padi Indonesia

Admin by Admin
September 20, 2024
0
FAO Tawarkan Pengembangan Padi Ratun kepada Petani Padi Indonesia

Foto: Gemabisnis.com

0
SHARES
5
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Gemabisnis.com, Nusa Dua, Bali –  Organisasi Pangan dan Pertanian dunia (Food and Agriculture Organization) atau FAO merekomendasikan petani padi di Indonesia untuk mengadopsi penerapan sistem mekanisasi padi ratun dalam rangka meningkatkan produktivitas, meningkatkan profitisasi dan mengefisienkan sistem budidaya padi di tanah air.

Ageng Setiawan, Assistant Programme FAO mengatakan teknologi padi ratun kini sudah mulai banyak diminati para petani di sejumlah negara penghasil beras di Asia karena uji coba penerapan sistem mekanisasi padi ratun telah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas pertanaman padi. Uji coba penerapan sistem mekanisasi padi ratun telah dilakukan di Guangdong, China pada tahun lalu memberikan hasil yang menggembiran yaitu mampu meningkatkan produktivitas pertanaman padi menjadi 15,2 ton/ha.

Berbicara dalam sesi panel diskusi Indonesia International Rice Conference (IIRC) 2024 di Nusa Dua, Bali (Kamis, 19/9), Ageng mengatakan uji coba sistem budidaya padi ratun tersebut dilakukan selama 239 hari mulai dari penanaman benih padi aromatik Qingxiangyou #19 pada tanggal 5 Maret 2023, penanaman bibit padi di sawah pada 11 April 2023 di atas lahan seluas 7 ha hingga dilakukannya panen tanaman pokok pada 27 Juli 2023 dengan produktivitas 9,5 ton/ha serta panen padi ratun pada 30 Oktober 2023 dengan produktivitas 5,8 ton/ha.

BacaJuga

Impor Gandum Indonesia Turun 18% di Januari-Agustus 2025 Menjadi 7,13 Juta Ton

Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Keberhasilan tersebut telah mendorong sejumlah negara penghasil beras utama dunia tertarik untuk mendalami sistem mekanisasi padi ratun seperti Vietnam, Bangladesh dan China. Negara-negara tersebut tertarik untuk mempelajari lebih dalam sistem pertanian pangan berbasis beras melalui adopsi dan pengembangan sistem mekanisasi padi ratun karena dapat meningkatkan sustainability, profitability dan inklusivitas tata usaha tani padi.

Sistem mekanisasi padi ratun adalah sistem budidaya padi yang selama ini memang tidak popular diterapkan dikalangan para petani padi di Indonesia. Namun sistem budidaya ini sebetulnya sudah sejak lama banyak diterapkan di kalangan para petani tebu di pulau Jawa. Melalui sistem budidaya ini tanaman padi yang sudah dipanen dengan cara dipotong (disabit/diarit) batang beserta malai padinya kemudian dibiarkan untuk bertunas dan tumbuh kembali menjadi tanaman padi baru. Dengan perlakuan pemupukan dan pemeliharaan tertentu tunas-tunas padi itu kemudian tumbuh kembali menjadi pertanaman padi baru yang dapat menghasilkan malai dan bulir padi.

Selama ini, para petani padi di Indonesia umumnya tidak membiarkan tanaman padinya yang sudah dipanen untuk kembali bertunas dan tumbuh menjadi pertanaman padi baru melainkan dibongkar dan dibajak kembali untuk kemudian ditanami benih/bibit padi baru. Dengan demikian petani mengulang kembali cara penanaman padi dari awal, mulai dari mengolah tanah, mempersiapkan penyhemaian benih padi dan kemudian memindahkan (menanam) bibit padi (hasil penyemaian) ke lahan sawah. Sistem budidaya ini tentu saja membutuhkan biaya yang jauh lebih besar karena petani harus mengolah lahan dan mempersiapkan benih padi. Karena itu, sistem budidaya padi ratun dinilai jauh lebih menguntungkan karena petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengolah lahan dan menyediakan benih padi. (YS)

Previous Post

Dunia Hadapi Tantangan Produksi Beras, Bulog Serukan Kolaborasi Global

Next Post

Menperin Ajak Ketua Baru Kadin Indonesia Kerja Sama Bangun Industri

Admin

Admin

Related Posts

Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor
Pangan

Impor Gandum Indonesia Turun 18% di Januari-Agustus 2025 Menjadi 7,13 Juta Ton

by Admin
November 6, 2025
0

Gemabisnis.com, JAKARTA - Volume impor biji gandum Indonesia selama delapan bulan pertama (Januari-Agustus) tahun 2025 mengalami penurunan 18% menjadi 7,13...

Read more
Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Oktober 30, 2025
Befood Setra Ramos Dukung Acara “ELF Reunion” Nobar Super Junior Bersama Befood Community

Befood Setra Ramos Dukung Acara “ELF Reunion” Nobar Super Junior Bersama Befood Community

September 4, 2025
BULOG, TNI Salurkan Bantuan bagi Pengemudi Ojol, Pasukan Orange, Masyarakat Umum

BULOG, TNI Salurkan Bantuan bagi Pengemudi Ojol, Pasukan Orange, Masyarakat Umum

September 2, 2025
Perum BULOG Salurkan 43.000 Ton Beras SPHP untuk Rayakan HUT ke-80 RI

Perum BULOG Salurkan 43.000 Ton Beras SPHP untuk Rayakan HUT ke-80 RI

Agustus 31, 2025
Next Post
Menperin Ajak Ketua Baru Kadin Indonesia Kerja Sama Bangun Industri

Menperin Ajak Ketua Baru Kadin Indonesia Kerja Sama Bangun Industri

BERITA TERBARU

Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor

Impor Gandum Indonesia Turun 18% di Januari-Agustus 2025 Menjadi 7,13 Juta Ton

November 6, 2025
Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Perjanjian FTA Indonesia-EAEU Kemungkinan Ditandatangani Sebelum Akhir Tahun Ini

November 1, 2025
Pejabat MPOB: Stok Minyak Kelapa Sawit Malaysia Bisa Anjlok di Bawah 2 Juta Ton Akhir April

GAPKI: Konsumsi Sawit Domestik Naik, Ekspor Turun di Agustus 2025

Oktober 30, 2025
Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Oktober 30, 2025
Industri Agro Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Industri Agro Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Oktober 30, 2025
Kementan Pastikan Pasokan Bibit Ayam Aman

Kementan Pastikan Pasokan Bibit Ayam Aman

Oktober 27, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa

Gemabisnis.com adalah sebuah paltform informasi, investasi dan data yang berfokus pada bidang ekonomi dan bisnis, khususnya pasar komoditi di Indonesia dan global.

Follow Us

Kategori Populer

  • Bursa Komoditi
  • Ekbis
  • Energi & Pertambangan
  • Hortikultura
  • Hot News
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Manufaktur
  • Opini
  • Pangan
  • Perikanan
  • Perkebunan
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Profil
  • Umum
  • Uncategorized
  • Wisata

Berita Terbaru

Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor

Impor Gandum Indonesia Turun 18% di Januari-Agustus 2025 Menjadi 7,13 Juta Ton

November 6, 2025
Rusia Ingin Tingkatkan Ekspor Gandum dan Biji-bijian ke Indonesia

Perjanjian FTA Indonesia-EAEU Kemungkinan Ditandatangani Sebelum Akhir Tahun Ini

November 1, 2025
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Perikanan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Manufaktur
  • Opini
  • Umum
  • Ekbis
  • Profil

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com