Gemabisnis.com, JAKARTA – Total ekspor minyak kelapa sawit dan produk turunnya dari Indonesia pada bulan Juni 2023 mengalami lonjakan sebesar 54,7% mencapai 3.450.000 ton dibandingkan ekspor pada bulan Mei 2023 sebesar 2.230.000 ton. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Mukti Sardjono dalam keterangan tertulisnya hari ini, Kamis (24/8).
Mukti mengatakan kenaikan terbesar terjadi pada ekspor olahan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang mencapai 2.487.000 ton, atau naik sebesar 52,4% dari ekspor bulan Mei 2023 sebesar 1.632.000 ton. Ekspor CPO selama bulan Juni 2023 juga mengalami kenaikan fantastis sebesar 265,2% menjadi 504.000 ton dibandingkan bulan Mei 2023 yang hanya sebesar 138.000 ton.
Menurut Mukti, peningkatan kinerja ekspor industri kelapa sawit pada Juni 2023 tersebut menghasilkan kenaikan nilai ekspor sebesar 40,2% atau meningkat dari US$ 2.052 juta pada bulan Mei menjadi US$2.877 juta pada bulan Juni 2023. Kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan China, India dan Pakistan yang masing-masing naik sebesar 391.600 ton, 390.6000 ton dan 133.000 ton. Kenaikan ekspor juga terjadi untuk tujuan Amerika Serikat sebesar 35,5% menjadi 197.300 ton pada Juni 2023 dari 145.600 ton pada Mei 2023.
Terlepas dari adanya polemik rencana pemberlakuan EUDR, ekspor ke negara-negara Uni Eropa justru meningkat 23,6% menjadi 311.400 ton pada Juni 2023 dari 251.900 ton pada Mei 2023. Sehingga secara Year to Date (YTD) Juni 2023, ekspor ke EU naik sebesar 13,0% yakni mencapai 1.979.900 ton dari sebesar 1.751.700 ton YTD Juni 2022.
Sementara itu, produksi CPO dan minyak kernel sawit atau Palm Kernel Oil (PKO) pada Juni 2023 mencapai 4.421.000 ton. Angka tersebut lebih rendah 13,0% dibandingkan produksi Mei 2023 sebesar 5.080.000 ton. Tingginya produksi bulan Mei tersebut diakibatkan oleh peningkatan jumlah TBS yang tidak terpanen pada bulan April akibat libur Lebaran.
Secara Year on Year (YoY) sampai bulan Juni, terjadi peningkatan produksi sebesar 16,1% atau 3.795.000 ton dari produksi tahun 2022 sebesar 23.500.000 ton, menjadi 27.295.000 ton di tahun 2023.
Total konsumsi dalam negeri selama bulan Juni 2023 mencapai 1.963.000 ton atau lebih tinggi 8,0% dari konsumsi bulan Mei, yakni sebesar 1.817.000 ton. Kenaikan ini diantaranya terjadi akibat peningkatan penggunaan biodiesel sebesar 28,3% atau sebesar 197.000 ton, dari 696.000 ton pada bulan Mei 2023 menjadi 893.000 ton pada bulan Juni 2023.
Kondisi sebaliknya terjadi pada konsumsi minyak makan dan oleokimia yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 4,7% dan 4,0%. Konsumsi minyak makan pada bulan Juni 2023 sebesar 880.000 ton dan oleokimia sebesar 190.000 ton sedangkan pada bulan Mei, konsumsi minyak makan sebesar 923.000 ton dan oleokimia sebesar 198.000 ton.
Dengan estimasi stok awal Juni 2023 adalah 4.673.000 ton dan dengan produksi turun 13,0%, konsumsi naik 8,0% dan ekspor naik sebesar 54,7%, maka stok di akhir Juni 2023 diperkirakan mencapai 3.685.000 ton atau turun sebesar 21,1% dibandingkan Mei 2023 yakni sebesar 4.673.000 ton. (YS)