PERTAMA, kemakmuran dan kesejahteraan hanya bisa dibentuk melalui proses transformasi aset intelektual yang telah diolah melalui pendidikan menjadi penggerak industrialisasi. Negara yang dianugerahi banyak kelompok masyarakat yang unggul dan berbakat menjadi modal pembangunan yang paling berharga. Demokratisasi jiwa manusia yang masif menjadi pilar penopangnya.
Proses transformasinya jika diurus dengan baik dan benar akan berdampak pada peningkatan produktivitas, kreativitas dan inovasi yang begitu eksplosif. Mereka adalah bibit unggul gen wirausaha nasional yang harus dipupuk. Public policy harus melayani kebutuhan mereka sebagai penggerak ekonomi dan industri di negaranya, bahkan di negara lain.
KEDUA, kata kunci dalam proses itu adalah spirit demokratisasi. Ekosistem yang konstruktif memberikan spirit para pemilik aset intelektual, dan memberikan keyakinan mereka untuk semakin berani mengambil nasib di tangan mereka sendiri sebagai tenaga penggerak dalam proses industrialisasi . Proses ini diperlukan dengan cara memberikan ruang tumbuh bagi sumber daya lokal yang bercirikan desentralisasi.
Pola top-down yang tersentralisasi dengan sedikit ruang kontribusi individu untuk tumbuh menjadi gen wirausaha nasional bukanlah merupakan persemaian yang subur bagi pembangunan kemakmuran sebuah bangsa. Karena itu, kita membutuhkan kebangkitan gen wirausaha nasional yang kompeten dan membuka ruang yang luas atas segala bentuk kesempatan berusaha.
KETIGA,konsep transformasi semacam itu pada dasarnya menjadi inti pembangunan yang bertujuan agar sumber daya lokal (dalam bentuk modal alami, modal fisik, modal manusia,. modal sosial, dan modal finansial ) perannya dapat dioptimalkan guna melipatgandakan PDB dengan menggunakan local content yang tinggi.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian, yakni : 1) sumber daya manusia sebagai nilai produktif penduduk lebih penting daripada sumber daya yang lain. 2) semua harus dimulai dengan pendidikan untuk dapat mendukung pemikiran inovatif,kreatifitas atau kewirausahaan. 3)siapa saja yang memiliki bakat – bakat terbaik akan menempati kedudukan tinggi dalam tiga bidang tersebut, yakni kemampuan pemikiran inovatif, kreativitas, dan kewirausahaan 3) siapapun yang memiliki sumber daya yang cerdas akan menikmati posisi menguntungkan dalam kompetisi global yang makin ketat. 4) inovasi teknologi mandiri adalah inti daya saing untuk kesinambungan pembangunan industri . 5) globalisasi saat ini adalah lokalisasi, yaitu bagaimana memanfaatkan kemampuan lokal sebaik-baiknya agar dapat memenangkan persaingan global.
KEEMPAT, pertanyaanya adalah apa yang harus dilakukan ketika kita selalu mengatakan bahwa peran public policy menjadi sangat penting. Ada sejumlah isu kebijakan dan progam yang bisa dijalankan bersama oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat.
Ketika John Naisbiitt menulis buku tentang China’s Megatrends, ada sejumlah policy issue yang menarik. Ada 8 hal yang ditulis dalam buku tersebut, yakni : 1) meningkatkan taraf pendidikan seluruh bangsa dengan memberikan pelatihan yang jauh lebih tinggi untuk orang-orang yang inovatif 2).meningkatkan kapasitas inovasi mandiri. 3) menambah anggaran untuk inovasi mandiri dari APBN maupun APBD atau sumber lain yang sah. 4) terus menciptakan kondisi yang kondusif bagi inovasi dan mendidik ilmuwan serta pemimpin kelas dunia di bidang penelitian ilmiah dan teknologi. 5) meningkatkan industri teknologi baru dan tinggi, serta mengembangkan industri informasi, bioteknologi, material baru, antariksa, kelautan dan lain-lain. 6) menyeimbangkan pembangunan perkotaan dan pedesaan. 7) memperluas bidang pembukaan diri dan pembaruan industri, serta mengembangkan pembangunan antardaerah. 8) menciptakan sistem yang berorientasi pasar untuk inovasi teknologi
KELIMA, apa yang dapat kita rekam dari pembelajaran semacam itu. Satu hal yang tidak bisa dilupakan adalah bahwa pembangunan industri bukan sekedar mendirikan pabrik. Pembangunan industri bisa dikatakan sebagai proses yang komplek yang banyak melibatkan faktor – faktor ekonomi dan non ekonomi. Harus melibatkan semua pihak yang membuat mereka terinklusi dalam pencapaian pembangunan.
Selama ini kita mengenal perlu ada kerjasama antara pemerintah, dunia bisnis dan akademisi serta komunitas science, teknologi, engineering, dan mathematic. Sebagai catatan akhir dapat disampaikan bahwa membangun industri sejatinya bukan sekedar mengejar pertumbuhan ekonomi atau hanya sekedar meningkatkan kapasitas produksi, melainkan juga memajukan dimensi kemanusiaan.
Industrialisasi bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan salah satu jalur yang harus dilalui oleh hampir semua negara guna mencapai pendapatan per kapita yang tinggi. Sebab itu, kita butuh gen wirausaha nasional yang kuat. Pemerintah harus terus menyediakan lingkungan yang kondusif bagi wirausaha, serta tempat bakat baru dapat muncul dan berkembang di berbagai daerah di Indonesia.