Gemabisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga meyakini, Indonesia masih memiliki ruang yang signifikan untuk meningkatkan kontribusinya terhadap sektor perdagangan dan investasi Rusia. Sementara itu, Rusia sebagai pemimpin dunia dalam ekspor energi, biji-bijian, pupuk, dan logam, menawarkan banyak peluang bagi para pebisnis Indonesia untuk terlibat.
Demikian dijelaskan Wamendag Jerry Sambuaga dalam Forum Eksportir Indonesia-Rusia yang digelar di Etnomir, Kaluga Oblast, Rusia pada Rabu (17/7). Hadir dalam forum eksportir Indonesia-Rusia Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Nicholas Mandey, pendiri Etnomir sekaligus Presiden Friendship Society with Indonesia Ruslan Bayramov, dan Presiden Moscow Chamber of Commerce and Industry (MCCI) Vladimir Platonov.
“Perdagangan Indonesia-Rusia masih memiliki potensi untuk dikembangkan dan ditingkatkan. Indonesia masih dapat meningkatkan kontribusinya terhadap sektor perdagangan dan investasi Rusia. Hal ini ditunjukkan tren ekspor Indonesia ke Rusia yang selama lima tahun terakhir (2019-2023) meningkat sebesar 4,71%,” tutur Wamendag seperti dikutip siaran pers Kemendag hari ini, Minggu (21/7).
Wamendag menekankan, kemitraan ekonomi Indonesia-Rusia dibangun atas dasar saling menguntungkan dan tujuan bersama. Kemitraan strategis Indonesia-Rusia ditujukan untuk mendorong terciptanya hubungan perdagangan yang lebih erat dan berkelanjutan. Kemitraan ini bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang membina hubungan ekonomi yang lebih dalam yang dapat teruji waktu dan pergeseran ekonomi global.
Forum eksportir Indonesia-Rusia adalah salah satu manifestasi kemitraan strategis tersebut. Forum eksportir Indonesia-Rusia diharapkan dapat meningkatkan kerja sama ekonomi, menyediakan kemitraan yang saling menguntungkan, dan mendorong kolaborasi yang lebih kuat untuk bersamasama menavigasi ekonomi global yang dinamis. Forum ini menunjukkan komitmen kedua pemerintah untuk memelihara dan memfasilitasi hubungan perdagangan, kemitraan ekonomi, dan investasi.
Wamendag mengumumkan, perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia/Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU FTA) berjalan dengan baik. Perundingan putaran ke-4 telah berlangsung pada Maret 2024 lalu.
“Perundingan IEAEU FTA telah memasuki putaran ke-4. IEAEU FTA ini bertujuan membina hubungan ekonomi yang lebih dalam dan memfasilitasi arus perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara anggota EAEU, termasuk Rusia. Perjanjian ini akan membuka jalan bagi akses pasar yang lebih besar, pengurangan hambatan perdagangan, dan peningkatan kolaborasi ekonomi,” tambah Wamendag.
Wamendag juga memaparkan ekonomi Indonesia di hadapan peserta forum. Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia menghadirkan peluang luar biasa bagi para pelaku bisnis dari seluruh dunia dengan Produk Domestik Bruto (PDB) US$1,32 triliun pada 2023 dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05%.
“Indonesia telah berhasil menarik perhatian dunia sebagai bintang gemilang di Asia dalam dekade terakhir. Indonesia juga telah muncul sebagai pusat kekuatan dalam industri strategis. Pencapaian ini diiringi dengan peningkatan PDB/kapita menjadi US$4.919,7 pada 2023 atau meningkat 5,63% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini memotivasi Indonesia untuk terus membina lingkungan bisnis yang kondusif dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat,” jelas Wamendag.
Dari sisi investasi, Indonesia mengalami peningkatan realisasi investasi yang signifikan pada tahun lalu, yakni mencapai US$89,3 juta atau meningkat 17,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini tidak hanya menciptakan 1,82 juta lapangan kerja, tetapi juga melampaui target yang ditetapkan.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke Rusia pada 2023 mencakup minyak sawit senilai US$632,6 juta, suku cadang mesin US$26,71 juta, karet US$21,43 juta, olahan makanan US$19,39 juta, dan lemak coklat US$10,8 juta. Di sisi lain, impor Indonesia dari Rusia menunjukkan pertumbuhan 22,24% 2019-2023. Adapun impor utama Indonesia dari Rusia pada 2023 meliputi batu bara bituminus senilai US$495,6 juta, besi baja US$389,6 juta, pupuk US$338,1 juta, serealia US$274,8 juta, dan asbestos US$45,03 juta.
Dalam kesempatan tersebut, Wamendag juga mengundang seluruh eksportir Rusia untuk menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 akan akan digelar pada 9-12 Oktober 2024 mendatang. “Tema TEI ke-39 adalah “Build Strong Connection with The Best of Indonesia. Tema ini bertujuan membangun hubungan yang kuat dan langgeng antara pelaku usaha Indonesia dan mitra di seluruh dunia, termasuk Rusia. Kami berharap, pelaku usaha Rusia dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan pelaku usaha Indonesia,” jelas Wamendag.
Lebih lanjut dia mengatakan, TEI ke-38 tahun lalu mencatatkan transaksi US$30,5 miliar dari 2.961 buyer dari 115 negara. Sebanyak 1.234 ekshibitor dan lebih dari 38.000 pengunjung hadir dalam TEI ke-38 2023. (YS)