Gemabisnis.com, JAKARTA – Selama tahun 2023 volume impor minyak kelapa sawit India dari Indonesia mengalami kenaikan 15,9% menjadi 5,24 juta ton dibandingkan 4,52 juta ton pada tahun 2022, demikian data yang dikeluarkan the Solvent Extractors’ Association of India belum lama ini.
Impor minyak sawit India dari Indonesia pada tahun 2023 berupa Refined Bleached Deodorized (RBD) Palm Olein sebanyak 1,77 juta ton (naik dari 1,57 juta ton pada tahun 2022), Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 3,46 juta ton (naik dari 2,94 juta ton tahun 2022), dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) sebanyak 4.100 ton (turun dari 10.495 ton tahun 2022).
Dengan volume impor minyak sawit tersebut, Indonesia pada tahun 2023 menguasai pangsa pasar sebesar 56,3% di pasar minyak sawit India dimana selama tahun 2023 India mengimpor minyak sawit sebanyak 9,30 juta ton dari dunia yang terdiri dari 2,07 juta ton RBD Palm Olein, 7,13 juta ton CPO dan 105.398 ton CPKO. Selain dari Indonesia, pada tahun 2023 India juga mengimpor minyak sawit dari Malaysia sebanyak 2,95 juta ton yang terdiri dari 262.783 ton RBD Palm Olein, 2,60 juta ton CPO dan 80.292 ton CPKO.
Indonesia bersama Malaysia menjadi pemasok terbesar minyak sawit ke India dengan total pangsa pasar 88%. Selebihnya India mengimpor minyak sawit antara lain dari Thailand dan Papua New Guinea.
Selain mengimpor minyak sawit, untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di dalam negerinya India juga mengimpor minyak biji bunga matahri dan minyak kedelai. Selama tahun 2023 India mengimpor 3,04 juta ton minyak biji bunga matahari (anatra lain dari Argentina, Bulgaria, Rumania, Rusia, Turki dan Ukraina) dan sekitar 3,5 juta ton minyak kedelai (Antara lain dari Argentina dan Brazil). Dengan demikian secara keseluruhan selama tahun 2023 India mengimpor 15,84 juta ton minyak nabati dari berbagai negara di dunia.
India akan terus menjadi pasar ekspor utama bagi produk minyak sawit Indonesia mengingat kebutuhan minyak nabati negara tersebut yang cukup besar, sedangkan kemampuan produksi dalam negeri yang relatif terbatas sehingga mau tidak mau negara tersebut harus menggantungkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri dari negara lain.
Sejauh ini minyak sawit menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati masyarakat India karena minyak sawit termasuk minyak nabati yang paling kompetitif dengan harga yang relatif paling murah jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Namun jika suatu saat harga minyak sawit di pasar global mengalami kenaikan India bisa saja mengalihkan konsumsi minyak nabatinya ke jenis minyak nabati lainnya. (YS)