Gemabisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia sebaiknya menjalin kesepakatan kerjasama perdagangan bilateral yang lebih erat dengan Brazil mengingat hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara yang semakin meningkat dimana masing-masing negara semakin saling membutuhkan dan saling melengkapi.
Selama ini Indonesia banyak membutuhkan berbagai produk yang dihasilkan Brazil, baik produk pertanian maupun industri. Demikian juga dengan Brazil yang semakin banyak membutuhkan produk-produk Indonesia yang ditunjukkan dengan terus meningkatnya volume perdagangan kedua negara.
Karena itu, terus meningkatnya hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara perlu diperkuat dan didukung dengan kerjasama bilateral agar hubungan ekonomi dan perdagangan tersebut menjadi semakin mudah, lancar dan efisien. Tentu saja hal ini sangat didambakan oleh semua pelaku usaha, baik yang ada di Brazil maupun yang ada di Indonesia. Sebab, kerjasama bilateral tersebut akan membuat hubungan ekonomi dan perdagangan diantara keduanya menjadi semakin efisien dan ujung-ujungnya akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi masyarakat di kedua negara. Hal itu juga diharapkan akan menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.
Kerjasmaa perdagangan itu bisa berupa Perjanjian Preferensi Perdagangan (Preferential Trade Agreement/PTA) seperti dilakukan dengan Pakistan dan Mozambik ataukah perjanjian perdagangan bebas (Free trade Agreement/FTA) seperti dilakukan antara ASEAN dengan China, ASEAN dengan India atau bahkan bisa juga kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) seperti yang dilakukan Indonesia dengan Australia dan Korea Selatan.
Selama ini memang sudah mulai dilakukan penjajakan kerjasama ekonomi dan perdagangan yang melibatkan Indonesia dan Brazil namun penjajakan kerjasama itu lebih banyak diarahkan untuk terbentuknya perjanjian perdagangan multilateral Indonesia-MERCOSUR, bukan kerjasama perdagangan bilateral Indonesia-Brazil yang lebih fokus dan mendalam. MERCOSUR adalah blok perdagangan negara-negara di Amerika Selatan yang terdiri dari Argentina, Bolivia, Brazil, Paraguay dan Uruguay. Bahkan, pada akhir tahun 2021 lalu Indonesia dan MERCOSUR telah sepakat untuk meluncurkan perundingan perdagangan Indonesia-MERCOSUR Economic Partnership Agreement (IM-CEPA).
Mitra Dagang yang Semakin Penting
Hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia dengan Brazil terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu menunjukkan bahwa bagi Indonesia, Brazil menjadi mitra dagang yang semakin penting. Demikian juga sebaliknya, Indonesia semakin menjadi mitra dagnag Brazil yang semakin penting. Namun, masih banyak potensi kerjasma ekonomi dan perdagangan kedua negara yang belum digarap dengan baik yang jika digarap dengan baik akan memberikan manfaat yang besar bagi kedua negara.
Sejauh ini kerjasama ekonomi dan perdagangan kedua negara belum mencerminkan potensi ekonomi di masing-masing negara yang sebetulnya sangat besar sehingga diharapkan melalui kerjasama perdagangan bilateral yang lebih dalam potensi tersebut dapat digali dan diwujudkan secara kongkrit demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di kedua Negara.
Selama ini Brazil telah berkembang menjadi salah satu negara mitra dagang cukup penting bagi Indonesia. Menurut data Kementerian Perdagangan RI, pada tahun 2022 Brazil merupakan mitra dagang terbesar ke-12 bagi Indonesia. Pada tahun 2022 total nilai perdagangan kedua negara mencapai US$5,39 miliar yang hampir seluruhnya berupa perdagangan nonmigas. Selama tahun 2022 Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Brazil sebesar US$2,41 miliar dimana nilai ekspor Indonesia ke Brazil sebesar US$1,49 miliar sedangkan impornya dari Brazil sebesar US$3,90 miliar.
Masih menurut data Kementerian Perdagangan RI, pada tahun 2022 Brazil merupakan sumber impor terbesar ke-12 bagi Indonesia dengan total nilai impor sebesar US$3,90 miliar, naik dibandingkan dengan US$2,61 miliar pada tahun 2021. Pada periode Januari-September 2023 total nilai impor Indonesia dari Brazil mencapai US$3,04 miliar, naik 10,8% dibandingkan dengan total nilai impor pada periode yang sama tahun 2022 yang mencapai US$2,75 miliar.
Sudah sejak lama Indonesia mengimpor berbagai produk Brazil mulai dari produk pertanian seperti residu, pulp, gula, kapas, kedelai, jagung, gandum, daging sapi beku, bijih logam hingga produk industri seperti pesawat terbang komersial dan pesawat tempur. Sementara itu dari Indonesia Brazil antara lain mengimpor minyak kelapa sawit, karet alam, sepatu, benang tekstil, serat rayon, hot rolled stainless steel, gearbox, dan komponen sepeda motor.
Sebagaimana diketahui, Brazil kini telah menjadi negara penghasil utama produk berbasis pertanian dan kehutanan di dunia seperti gandum, kedelai, gula, jagung, daging sapi, daging ayam, kopi, bahan baku pakan ternak dan bubur kertas (pulp). Banyak diantara produk-produk tersebut yang dibutuhkan Indonesia karena produksinya di Indonesia masih jauh di bawah kebutuhan masyarakatnya seperti gandum, kedelai, dan gula.
Setiap tahunnya Indonesia mengimpor jutaan ton produk pertanian tersebut untuk memenuhi kebutuhan di pasar domestiknya. Menurut data United States Department of Agriculture (USDA) Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor terbesar gandum, gula dan kedelai di dunia. Setiap tahunnya Indonesia mengimpor sekitar 11 juta ton gandum, 5-6 juta ton gula dan 2,5 juta ton kedelai.
Melalui kerjasama bilateral di bidang ekonomi dan perdagangan dengan Brazil, maka Indonesia tidak hanya bisa mendapatkan kepastian pasokan terhadap komoditas-komoditas tersebut tetapi juga bisa mendapatkan berbagai fasilitas tertentu baik fasilitas fiscal maupun nonfiskal dalam rangka mempermudah dan memperlancar proses importasi produk-produk tersebut. (YS)