Gemabisnis.com, JAKARTA – Departemen Pertanian Amerika Serikat atau United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi kopi biji Indonesia pada tahun 2023/24 (April-Maret) mengalami penurunan sangat signifikan sebesar 18,5% atau sebanyak 2,2 juta karung (@60 kg) menjadi 9,7 juta karung dari sebelumnya 11,9 juta karung pada tahun 2022/23.
USDA memperkirakan produksi kopi Robusta Indonesia pada tahun 2023/24 akan berkisar sekitar 8,4 juta karung, turun 2,1 juta karung dari 10,5 juta karung pada tahun 2022/23, sedangkan produksi kopi Arabikanya diperkirakan mencapai 1,3 juta karung pada tahun 2023/24, turun tipis dari sebelumnya 1,4 juta karung pada tahun 2022/23.
Curah hujan berlebihan selama masa pembentukan buah ditengarai menjadi factor utama penyebab menurunnya panen dan menyebabkan kondisi yang kurang optimal selama masa pembuahan di wilayah dataran rendah di Sumatera bagian Selatan dan Jawa yang merupakan kontributor utama produksi kopi di Indonesia karena sekitar 75% dari kawasan perkebunan kopi di Indonesia berada di wilayah tersebut.
Penurunan produksi kopi Indonesia tersebut, menurut perkiraan USDA, bakal berbuntut pada anjloknya ekspor biji kopi Indonesia yang diperkirakan mengalami penurunan signifikan sebesar 2,7 juta karung menjadi 5,0 juta karung dari tahun sebelumnya 7,7 juta karung.
Sementara itu, USDA memperkirakan produksi kopi dunia pada tahun 2023/24 mencapai 171,4 juta karung, 6,9 juta karung lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Naiknya produksi kopi di Brazil, Kolombia dan Etiopia diperkirakan mampu meng-ofset penurunan produksi di Indonesia. Ekspor kopi biji dunia diperkirakan naik 8,4 juta karung menjadi 119,9 juta karung terutama karena meningkatnya ekspor dari Brazil. Dengan prakiraan konsumsi global mencapai rekor 169,5 juta karung, stok akhir biji kopi diperkirakan semakin ketat mencapai level terendah dalam 12 tahun terakhir di angka 26,5 juta karung.
Panen kopi di Brazil (Arabika dan Robusta) diperkirakan naik 3,7 juta karung menjadi 66,3 juta karung di 2023/24 (Juli-Juni). Produksi kopi Arabika diperkirakan naik 5,1 juta karung menjadi 44,9 juta karung. Di sisi lain produksi kopi Robusta Brazil diperkirakan turun 1,4 juta karung menjadi 21,4 juta karung karena berkurangnya presipitasi dan suhu udara yang lebih dingin mengakibatkan terhambatnya proses pembungaan dan mengakibatkan lebih rendahnya produksi di Espirito Santo dimana mayoritas kopi yang ditanam di wilayah tersebut adalah jenis kopi Robusta.
Ekspor kopi biji Brazil diperkirakan naik 7,3 juta karung menjadi 39,5 juta karung yang dipicu oleh naiknya produksi dan kuatnya permintaan impor dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Produksi kopi Vietnam pada 2023/24 (Oktober-September) diperkirakan naik 300.000 karung mencapai 27,5 juta karung dimana 95% diantaranya merupakan kopi Robusta. Namun demikian, mengingat total pasokan yang menurun akibat anjloknya stok tahun lalu, ekspor kopi biji negara tersebut diperkirakan turun 2,4 juta karung menjadi 23 juta karung.
Produksi kopi Arabika Kolombia pada tahun 2023/24 (Oktober-September) diperkirakan naik 800.000 karung menjadi 11,5 juta karung akibat peningkatan produktivitas kebun. Namun demikian produksi diperkirakan masih 15% di bawah normal akibat terbatasnya penggunaan pupuk oleh petani d tengah tingginya harga pupuk. Ekspor kopi biji Kolombia tahun 2023/24 diperkirakan naik 1,2 juta karung menjadi 10,8 juta karung akibat kuatnya permintaan impor dari pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Total produksi kopi India (Arabika dan Robusta) tahun 2023/24 (Oktober-September) diperkirakan hampir tidak berubah di angka 6,0 juta karung. Produksi kopi Arabika diperkirakan turun 200.000 karung menjadi 1,4 juta karung terutama karena musim kering yang panjang dari Desmeber 2022 hingga Maret 2023 yang diikuti dengan sedikitnya curah hujan di awal musim hujan. Produksi kopi Robusta diperkirakan naik 300.000 karung pada tahun 2023/24 menjadi 4,5 juta karung akibat membaiknya produktivitas. Ekspor kopi biji diperkirakan naik 300.000 karung menjadi 4,3 juta karung. (YS)