Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) mengatakan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina tidak mempengaruhi kerja sama Indonesia dan Rusia dalam pembangunan Kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban di Jawa Timur.
Menurut Tutuka, pihaknya belum melihat adanya pengaruh dari konflik tersebut terhadap pelaksanaan proyek Rosneft di Tuban tersebut. Sejauh ini proyek itu tetap berjalan sesuai rencana.
Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Kilang ini dibangun dengan kapasitas pengolahan sebesar 300.000 barel/hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM/hari untuk jenis gasoline dan diesel. Selain itu, akan dihasilkan pula 4 juta liter avtur/hari serta produksi petrokimia sebesar 4,25 juta ton/tahun.
Tutuka menilai komitmen Rosneft terhadap proyek Kilang Tuban cukup baik. Diakuinya, tahapan untuk pembangunan kilang tersebut terbilang panjang. Saat ini masih dalam tahap studi dan pembebasan lahan, sesuai dengan target yang ditetapkan.
“Progresnya saya rasa cukup baik, sesuai dengan target dan ini dilihat baik oleh Rusia bahwa kita mengerjakan ini dengan kerja sama yang baik,” tutur Tutuka (Senin, 21/2).
Proyek Kilang Tuban merupakan proyek yang sangat strategis karena pembangunan kilang minyak akan terintegrasi dengan petrokimia. Pembangunan kilang bertujuan mewujudkan ketahanan energi nasional, memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mengurangi impor.
Dalam rangka mendukung terlaksananya Proyek Kilang Tuban, Pemerintah memberikan penugasan kepada PT Pertamina (Persero) melalui Kepmen ESDM Nomor 807 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada PT Pertamina (Persero) dalam Pembangunan dan Pengoperasian Kilang Minyak di Tuban, Jawa Timur. Selain itu Pemerintah juga telah memberikan alokasi gas domestik dan fasilitasi untuk memberi kemudahan perizinan. (YS)