PERTAMA, peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dapat dipandang sebagai bagian utama dari strategi the marketing of nation ( pemasaran keunggulan bangsa). Dalam kerangka makro berarti menjadi bagian dari strategi untuk membangun kekayaan nasional. Jika ini kerangka kerja konseptualnya, maka the marketing of nationnya mencakup barang dan jasa sebagai sumber pendapatan nasional.
KEDUA, dengan begitu, P3DN dapat dipandang sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi yang sangat powerful. The marketing of nation berarti bahwa barang dan jasa yang dihasilkan diarahkan agar mampu melayani kebutuhan belanja konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan net ekspor atau selisih antara ekspor dan impor barang dan jasa.
Cara pandang ini dapat disimpulkan bahwa P3DN hakekatnya adalah sebuah national policy yang dirancang secara by design agar barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri secara supply agregat dapat mensupport pertumbuhan demand agregat di dalam negeri maupun di luar negeri.
KETIGA, perspektif makro ekonominya berarti bahwa praktek penyelenggaraan P3DN sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi adalah menangani dan mengelola bisnis GDP/PDB di dalam negeri maupun di sejumlah negara yang mempunyai nilai GDP/PDB besar di dunia. Data IMF 2021, total GDP dunia sebesar US$ 94 triliun.
Sepuluh terbesar penghasil GDP terbesar di dunia dalam US$ adalah USA ( 22,9 triliun), China ( 16,9 triliun), Jepang (5,1 triliun), German ( 4,2 triliun), UK ( 3,1 triliun), India (2,9 triliun), France ( 2,9 triliun), Italia ( 2,1 triliun), Canada ( 2,0 triliun), dan Korsel (1,8 triliun). Indonesia sendiri berasa pada urutan 16 dengan nilai GDP sebesar US$ 1,2 triliun.
KEEMPAT, industri penghasil barang dan jasa, daur hidupnya hanya bisa tumbuh di lingkungan pasar yang spektrumnya luas. Bersandar pada pasar dalam negeri penting, tapi tidak bisa diharapkan dapat mendorong terciptanya efisiensi skala produksi pada setiap cabang industri. Karena itu, tidak ada pilihan lain harus menguasai pangsa pasar ekspor dalam jumlah besar.
Tujuan makronya adalah dapat memberikan kontribusi besar dalam nilai PDB industri, dan memberikan kontribusi besar dalam global value chain.Di sisi lain juga harus berkontribusi dalam neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan guna menghasilkan surplus berkelanjutan pada kedua neraca tersebut. Dengan perkataan lain, kebijakan P3DN sebagai lokomotif ekonomi menjadi komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi, stabilitas ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
KELIMA, seiring dengan berjalannya waktu, sebuah kesimpulan yang dapat ditarik adalah : 1) P3DN harus diarahkan menjadi the political economy of policy making yang ber spektrum luas. 2) P3DN menjadi national interest semua negara di dunia dengan tujuan agar pendapatan nasional yang dihasilkan bisa maksimal. 3) peningkatan pendapatan nasional menjadi pilar utama karena banyak kewajiban nasional dan internasional yang harus bisa dibayar. 4) isu TKDN adalah persoalan industrial agar industri mempunyai struktur keterkaitan antar Industri yang kuat, baik di dalam negeri maupun dengan industri di luar negeri melalui mekanisme aliansi dan kolaborasi.
Esensi kerjasama internasional di bidang industri ada area itu, sehingga kontribusi industri nasional dalam global value chain makin meningkat. 5) pastikan bahwa P3DN pada dasarnya adalah soal bisnis GDP, bukan sekedar bisnis APBN.