Gemabisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Rusia mengaku optimistis kalau Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (Eurasia Economic Union/EEU) dapat menyelesaikan proses negosiasi Indonesia-EEU Free Trade Agreement hanya dalam dua tahun. Hal itu disampaikan Duta Besar Republik Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva kepada Gemabisnis.com di sela-sela jumpa pers di kediaman resminya di Jakarta, hari ini, Rabu (17/5).
Lyudmila mengakui target penyelesaian negosiasi I-EEU FTA selama dua tahun tersebut memang relatif cepat, namun target tersebut tidak hanya optimistis tapi juga cukup realistis karena hal itu merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh para ahli Rusia dan negara UEE lainnya yang terlibat dalam proses study kelayakan sebelum dimulainya proses negosiasi I-UEE FTA.
“Target penyelesaian proses negosiasi I-UEE FTA selama dua tahun ini bukanlah tanpa dasar dan kami cukup yakin kalau dalam dua tahun proses negosiasi I-UEE FTA bisa diselesaikan. Karena, memang hasil kajian dari para ahli kami menunjukkan hal seperti itu,” tegas Lyudmila.
Menurut Lyudmila, selama ini UEE telah memiliki dua perjanjian FTA di kawasan Asia Tenggara, yaitu dengan Singapura dan Vietnam. Proses negosiasi FTA dengan Singapura bisa diselesaikan hanya dalam kurun waktu satu tahun, sedangkan proses negosiasi FTA dengan Vietnam menghabiskan waktu selama lima tahun. Jika Indonesia kemudian meratifikasi I-UEE FTA, maka Indonesia akan menjadi negara ketiga di kawasan Asia Tenggara yang memiliki perjanjian FTA dengan UEE.
“Tentu masing-masing negara memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Karena itu, proses negosiasi FTA-nya pun berbeda-beda karena memang karakteristik sosial, ekonomi, politik dan lain-lain dari masing-masing negara berbeda-beda,” tutur Lyudmila.
Selain itu, lanjut Lyudmila, proses negosiasi FTA antara Indonesia dengan UEE pada awalnya diprediksi akan memakan waktu lebih lama karena Indonesia harus bernegosiasi dengan lima negara anggota UEE yang masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingan nasional masing-masing negara. Kelima negara anggota UEE itu adalah Rusia, Belarusia, Armenia, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan.
Namun demikian, menurut Lyudmila, setelah dilakukan study kelayakan masing-masig negara anggota UEE justru memiliki optimisme yang lebih tinggi untuk menyelesaikan proses negosiasi lebih cepat dari perkiraan semula, bahkan jauh lebih cepat dari proses negosiasi yang dilakukan dengan Vietnam.
Lyudmila mengharapkan melalui kesepakatan perdagangan bebas tersebut hubungan ekonomi dan perdagangan antera Indonesia dan lima negara anggota UEE akan semakin meningkat sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan warga negara di negara-negara tersebut. (YS)