Gemabisnis.com, JAKARTA – Para pejabat Australia kini sedang mempertimbangkan kemungkinan larangan total bari para pelancong untuk membawa makanan dari Indonesia masuk ke Australia di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang ledakan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pejabat Kementerian Pertanian Australia mengatakan hal itu dalam sebuah rapat dengar pendapat dengan Senat mengenai respons Australia terhadap ledakan PMK di Indonesia Rabu (10/8) yang bisa dilakukan dengan menerapkan larangan total jika situasi makin memburuk.
Saat ini para pelancong yang datang dari Indonesia sudah dilarang membawa produk daging ke Australia. Mereka juga diharuskan melaporkan semua produk makanan yang dibawa di dalam koper mereka.
Berbicara dalam rapat dengar pendapat dengan Senat, sekretaris Departemen Pertanian Andrew Metcalfe mengatakan situasi PMK terus menerus berubah-ubah.
“Langkah signifikan telah diambil dalam kaitannya dengan makanan yang diimpor dari Indonesia sejak ledakan PMK terjadi dan masih banyak lagi jenis makanan yang tidak dapat diimpor,” katanya seperti dikutip The Epoch Times edisi 10 Agustus 2022.
“Kami terus menerus mengawasi faktor-faktor resiko yang berkaitan dengan impor makanan dan membuat berbagai langkah penyesuaian atas kejadian tersebut,” tambah dia.
Dalam rapat dengar pendapat tersebut disebutkan bahwa jika PMK menyebar ke Australia maka akan terjadi dampak yang signifikan terhadap produk-produk ekspor berbasis hewan.
Respons Pemerintah Australia Terhadap PMK
Komentar Metcalfe muncul setelah pemerintah federal Australia mengumumkan paket biosekuriti senilai A$14 juta (sekitar US$9,73 juta) pada bulan Juli lalu untuk memperkuat langkah-langkah penanganan di garis depan.
Anggaran sebesar itu sudah termasuk dana untuk mengangkat 18 petugas biosekuriti baru di bandara dan pusat surat menyurat. Namun demikian, para petugas baru tersebut tidak akan mulai bekerja hingga akhir September dan pemerintah saat ini mempekerjakan 45 tenaga kontrak untuk mengisi kekosongan petugas.
Selain itu, dalam rakat dengar pendapat itu terungkap juga bahwa anjing pelacak telah ditempatkan di semua bandara yang menerima penerbangan dari Indonesia, kecuali untuk Adelaide dimana anjing-anjing pelacak itu baru akan dikerahkan pada akhir Agustus.
Sementara itu, vaksin PMK sebanyak 1 juta dosis yang dijanjikan oleh pemerintah Australia untuk dipasok ke Indonesia diperkirakan baru tiba pada bulan Agustus ini.
Metcalfe juga menekankan bahwa Departemen Pertanian belum mengadakan pembicaraan dengan departemen lainnya mengenai kemungkinan penutupan perbatasan dengan Indonesia untuk mencegah PMK.
Dalam rapat dengar pendapat itu juga terungkap bahwa resiko PMK masuk ke Australia dalam lima tahun ke depan telah meningkat menjadi 11,6% setelah ledakan PMK terjadi di Bali pada Juli lalu. (YS)