Gemabisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapangnas / NFA (National Food Agency) berkomitmen terus menjaga inflasi pangan Indonesia sebagai langkah konkret mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Inflasi di dalam negeri masih relatif terjaga yaitu di kisaran 2,6 %, relatif normal jika dibandingkan beberapa negara lain seperti Amerika Serikat 7,9%, Uni Eropa 7,5%,Turki 54,4% yang kian merangkak naik,” jelas Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapangnas/NFA, Jumat (8/4/).
Arief menambahkan invasi Rusia – Ukraina memang berdampak pada komoditas pangan global, namun demikian inflasi Indonesia masih terjaga dengan baik.
“Pemerintah berkomitmen menjaga inflasi di kisaran 2-5% agar tidak memberatkan masyarakat,” jelasnya. Hal ini pun sebagaimana yang diamanahkan Presiden Joko Widodo untuk menjaga Ketahanan Pangan Indonesia.
Arief melanjutkan, kenaikan harga pangan secara global memang sudah terjadi sebelum satu bulan belakangan ini.
“Seperti hari ini memang kondisi di global juga demikian, kemudian solusinya tidak bisa dilakukan secara parsial, harus komprehensif yang berasal dari seluruh stakeholder pangan. Kondisi ini menjadi perhatian pemerintah, sehingga pemerintah memberlakukan kebijakan subsidi kepada produsen pangan untuk beberapa komoditas, seperti yang sudah dilakukan berupa subsidi jagung dan kedelai.”
Dengan kondisi global saat ini menjadi kesempatan kita untuk berdaulat mengoptimalkan produksi di dalam negeri, sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk menciptakan ketahanan ekonomi dengan menjaga ketahanan pangan.
Sedangkan proses importasi digunakan sebagai alternatif dan pelengkap stok pangan, jika produksi dalam negeri belum mencukupi. Untuk itu Badan Pangan Nasional telah melakukan early warning system jika ketersediaan dan stabilisasi harga pangan pada sembilan komoditas pangan yang dikelola Bapangnas, berada di bawah batas normal seperti yang dapat dilihat pada prognosa neraca pangan.
“Komoditas bawang merah yang sejak bulan lalu ketersediaannya berada di bawah posisi normal, sehingga memicu harganya menjadi tinggi, dan terjadi kenaikan harga mencapai 3,39% per minggu atau menjadi Rp35.395/kg.”
Badan Pangan Nasional melakukan pengamanan ketersediaan bawang merah, dan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, sehingga per 6 April 2022 kemarin pasokan ketersediaan sudah di atas normal hingga surplus mencapai 151 ton. Dengan demikian stabilitas harga bawang merah kembali pada posisi Rp24.000/kg atau turun 11,11% dibanding hari-hari sebelumnya.”
Arief juga menegaskan salah satu solusi untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan adalah pemerintah harus memiliki stok yang dikuasai untuk komoditas pangan pokok, khususnya yang menjadi kewenangan di Badan Pangan Nasional, sinergi dengan para stakeholders terkait.
“Solusi ini pun sebagai upaya menjaga inflasi dalam upaya menciptakan ketahanan pangan Indonesia.”
Arief mencontohkan stok komoditas beras yang dikuasai oleh Bulog, saat ini posisinya sekitar 800 ribu ton, sedangkan untuk memenuhi stok beras secara ‘aman’ dibutuhkan sekitar 1,5 juta ton. Untuk mencapai jumlah tersebut, sehingga dapat memenuhi ketersediaan stok cadangan beras nasional, Bulog dapat bersinergi dengan pelaku usaha pangan lainnya.
“Strategi lainnya ke depan Bapangnas tidak hanya menguasai stok komoditas beras nasional saja, namun ingin agar sembilan komoditas yang ada di bawah kewenangan Bapangnas sesuai Perpres, harus juga mempunyai cadangan stok nasional.
Karena itu kita sudah memiliki neraca pangan. Dari situ kita tahu persis ketersediaan dan kebutuhan kita berapa, sehingga dapat diperhitungkan stok pangan untuk tiga bulan ke depan. Saya rasa tidak akan terjadi lagi adanya kelangkaan maupun lonjakan harga seperti yang terjadi saat ini jika kita memiliki stok pangan.”
Selain itu untuk kemudahan para peternak maupun petani dalam menjaga ketersediaan, Badan Pangan Nasional turut mengamankan pasokan jagung dengan memfasilitasi mobilisasi jagung ke para peternak kecil dan mandiri sebanyak 456,9 ton ke Kendal Jawa – Tengah yang berasal dari lokasi sentra petani jagung di Lombok Timur, Lombok Barat, Sumbawa – NTB, termasuk juga dari Semarang Jawa Tengah.
Mengenai komoditas daging, Bapangnas melakukan stabilisasi daging sapi bersinergi dengan kementerian terkait dan asosiasi, dengan memfasilitasi mobilisasi sapi hidup 235 ekor ke sentra konsumen di Jakarta, untuk mengamankan pasokan kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri 2022.
Begitupun minyak goreng, meskipun tidak termasuk dalam sembilan komoditas pangan yang dikelola Badan Pangan Nasional, NFA bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian turut mendorong pelaku usaha pangan di antaranya melalui BUMN Pangan ID FOOD, untuk terus melakukan pendistribusian minyak goreng guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kuncinya adalah semua mau bersinergi mulai dari kementerian terkait, pelaku usaha pangan, BUMN, BUMD, asosiasi, swasta dan pemangku kepentingan lainnya.”
Strategi lainnya sebagai upaya menjaga ketahanan pangan, Bapangnas akan menggandeng Kementerian Perhubungan mengenai kelancaran distribusi logistik pangan dari sentra produksi ke daerah konsumen.
“Penting membuka jalur distribusi pangan di daerah tertinggal, terpencil dan terluar/perbatasan, khususnya untuk komoditas pangan pokok yang dalam momentum Lebaran mengalami lonjakan permintaan.” (LS)