Gemabisnis.com, JAKARTA–Sepanjang perdagangan pekan pertama Agustus 2022 jumlah emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bertambah dengan diwarnai pencatatan 5 saham, 1 waran, dan 1 sukuk wakalah.
Pada Selasa (02/08/2022), PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) resmi tercatat pada Papan Akselerasi sebagai Perusahaan Tercatat ke-30 di BEI pada tahun 2022. RCCC bergerak pada sektor Transportation & Logistic dengan sub sektor Logistics & Deliveries. Adapun Industri dan sub industri RCCC adalah Logistics & Deliveries.
Kemudian pada hari berikutnya, yaitu Rabu (03/08/2022), PT Aman Agrindo Tbk (GULA) mulai dicatatkan di Papan Pengembangan dan menjadi Perusahaan Tercatat ke-31 yang tercatat di BEI pada tahun 2022. GULA bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage. Adapun Industri dan sub industri GULA adalah Processed Foods.
Selanjutnya, pada Kamis (04/08/2022), saham dan waran PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) mulai dicatatkan pada Papan Akselerasi BEI. Sedangkan PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) mulai mencatatkan sahamnya pada Papan Pengembangan BEI. AMMS dan JARR menjadi Perusahaan Tercatat ke-32 dan ke-33 yang tercatat di BEI pada tahun 2022. AMMS bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage. Adapun Industri AMMS adalah Agricultural Products dengan sub industri Fish, Meat, & Poultry. JARR bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage. Adapun Industri JARR adalah Agricultural Products dengan sub industri Plantations & Crops.
sementara pada Jumat (05/08/2022), PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) melakukan pencatatan saham dan waran RAFI pada Papan Pengembangan serta menjadi Perusahaan Tercatat ke-34 yang tercatat di BEI pada tahun 2022. RAFI bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dengan sub sektor Consumer Services. Adapun Industri RAFI adalah Tourism & Recreation dengan sub industri Restaurants.
Tidak hanya itu, Sukuk Wakalah Berkelanjutan I Medco Power Indonesia Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Medco Power Indonesia (MEDP) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp500.000.000.000,00. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Sukuk Wakalah adalah masing-masing idA(sy) (Single A Syariah) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.
Total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 74 Emisi dari 56 Emiten senilai Rp90,28 triliun. Dengan pencatatan tersebut maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 494 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp436,44 triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 122 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 156 seri dengan nilai nominal Rp4.889,52 triliun dan US$211,84 juta. EBA sebanyak 10 Emisi senilai Rp3,98 triliun.
Data perdagangan BEI selama periode 1 sampai dengan 5 Agustus 2022, mayoritas ditutup pada zona positif. Peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa sebesar 8,51 % menjadi sebesar Rp15,339 triliun dari Rp14,136 triliun pada penutupan pekan lalu. Kemudian peningkatan juga terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,92 persen menjadi 7.084,655 dari 6.951,123 pada pekan sebelumnya.
Kapitalisasi pasar Bursa turut mengalami kenaikan 1,65 persen menjadi Rp9.283,704 triliun dari Rp9.133,059 triliun pada pekan sebelumnya. Perubahan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa sebesar 27,48 % menjadi 24.262 miliar saham dari 33.455 miliar saham pada penutupan minggu yang lalu. Rata-rata frekuensi harian Bursa turut mengalami perubahan 4,59 % menjadi 1.307.982 transaksi dari 1.370.852 transaksi pada penutupan pekan yang lalu. Sementara sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp56,132 triliun.
Tembus 800 Emiten
Sampai dengan 5 Agustus 2022, telah terdapat 34 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp20,1 triliun serta terdapat 30 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Perusahaan ke-800 yang tercatat di BEI adalah PT Sari Kreasi Boga Tbk (Kode Saham: RAFI).
Pencapaian ini merupakan hasil dari penyelenggaraan program sosialisasi kepada calon perusahaan tercatat di seluruh Indonesia yang dilakukan secara konsisten oleh BEI bersama berbagai pihak, di antaranya Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Kementerian Investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, beberapa profesi penunjang pasar modal, asosiasi, serta himpunan pengusaha lainnya.
Sepanjang tahun 2021, BEI telah menyelenggarakan 472 business meeting bersama 363 perusahaan potensial dan 75 go public workshop di seluruh Indonesia.
Guna mendukung peningkatan jumlah perusahaan tercatat, BEI senantiasa berusaha adaptif dan inklusif untuk bisa mengakomodasi berbagai karakteristik perusahaan diantaranya dengan melakukan pembaruan peraturan BEI nomor I-A.
Pembaruan peraturan tersebut memberikan pilihan yang lebih luas bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat dicatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan dengan tetap memperhatikan kualitasnya.
Terdapat 5 alternatif kriteria aspek finansial yang dapat digunakan saat ini, yaitu net tangible assets, kumulatif laba sebelum pajak selama 2 tahun terakhir dan kapitalisasi pasar, pendapatan dan kapitalisasi pasar, total aset dan kapitalisasi pasar, serta arus kas dari aktivitas operasi dan kapitalisasi pasar.
Dengan adanya opsi yang lebih luas, calon perusahaan tercatat dapat memilih kriteria persyaratan yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik usaha yang dimiliki.
BEI juga telah berhasil mencatatkan 2 perusahaan besar di bidang teknologi dan salah satunya adalah perusahaan decacorn terbesar yang tercatat di bursa ASEAN. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan seluruh pihak, khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah menerbitkan peraturan OJK (POJK) nomor 22/POJK.04/2021 yang memungkinkan perusahaan tercatat untuk menerapkan “Saham dengan Hak Suara Multipel (SHSM)”.
Adanya POJK tersebut diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan perusahaan untuk menjaga visi dan misi dari pendiri (founders) dalam melakukan pengembangan bisnis perusahaan ke depan. Kami berharap POJK ini dapat meningkatkan competitiveness Pasar Modal Indonesia dan menjadikan BEI sebagai rumah pertumbuhan dan tempat pencatatan yang ramah bagi seluruh sektor perusahaan, khususnya sektor teknologi.
Selain perusahaan dengan skala aset yang besar, BEI juga mendorong perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah untuk dapat melantai di bursa. Hal ini dilakukan dengan program pendampingan proses IPO kepada calon perusahaan tercatat melalui program IDX Incubator yang mencakup training sekaligus mentoring terkait regulasi IPO dan pencatatan di BEI, struktur penawaran umum, persiapan roadshow kepada investor serta persiapan audit hukum dan penyajian laporan keuangan.
Program IDX Incubator telah berhasil membimbing 6 perusahaan binaan untuk melantai di BEI dan hingga saat ini, terdapat 62 perusahaan binaan yang mengikuti program Road to IPO di IDX Incubator Jakarta, Jawa Barat, serta Jawa Timur. (NF)