Gemabisnis.com, JAKARTA – Hong Kong ternyata menjadi negara tujuan ekspor terbesar sarang burung walet (SBW) dari Indonesia mengalahkan negara adidaya Tiongkok yang selama ini dikenal menjadi pengimpor terbesar produk SBW Indonesia. SBW dikenal sebagai bahan makanan kesehatan alami berkhasiat tinggi karena mengandung anti oksidan dan dapat meningkatkan imunitas, serta dapat digunakan sebagai obat tradisional dan bahan untuk pembuatan kosmetik bermutu tinggi.
Pejabat Pelaksana Tugas (PLT) Deputi Bidang Karantina Hewan Barantin Wisnu Wasisa Putra dalam webinar bertema “Karantina Indonesia Mendunia, Sukses Ekspor Sarang Burung Walet” yang diselenggarakan tabloid Sinar Tani belum lama ini mengatakan selama tahun 2022 Indonesia mengekspor 813.241,15 kg SBW ke Hong Kong atau 54% dari total ekspor SBW Indonesia. Dengan volume ekspor sebesar itu Hong Kong menjadi tujuan ekspor terbesar SBW Indonesia di tahun 2022.
Tiongkok menempati posisi kedua sebagai tujuan ekspor SBW terbesar dari Indonesia dengan volume 288.154,75 kg, diikuti Vietnam di urutan ketiga dengan volume 243.243,99 kg, Malaysia di tempat keempat dengan 48.293,21 kg, Singapura di urutan kelima dengan 45.433,57 kg, AS di urutan keenam dengan 31.504,88 kg, Makao di urutan ketujuh dengan 16.049,00 kg, Taiwan di urutan kedelapan dengan 9.607,17 kg, Australia di urutan kesembilan dengan 2.734,41 kg dan Kanada di urutan ke-10 dengan 2.343,68 kg.
Lebih jauh Wisnu memperkirakan volume ekspor SBW Indonesia selama tahun 2023 mencapai 1.493.047,37 kg, turun 0,6% dibandingkan dengan volume ekspor tahun 2022 yang mencapai 1.502.298,80 kg. Penurunan volume ekspor tersebut terutama berkaitan dengan pengetatan persyaratan ekspor yang diterapkan sejumlah negara tujuan ekspor utama. Kendati demikian pada tahun 2023 volume ekspor SBW Indonesia ke Tiongkok justru mengalami kenaikan menjadi 408.310,64 kg dari 288.154,75 kg di tahun 2022. Kenaikan volume ekspor SBW ke Tiongkok ini justru menunjukkan bahwa keberterimaan (compliance) produk SBW Indonesia semakin meningkat di pasar Tiongkok. Akibat kenaikan tersebut pangsa pasar SBW Indonesia di pasar Tiongkok meningkat menjadi 27,3% tahun 2023 dari 19% tahun 2022.
Sebaliknya volume ekspor SBW ke negara-negara non-Tiongkok justru mengalami penurunan di tahun 2023 menjadi 1.084.736,73 kg dari sebelumnya 1.214.135,05 kg di tahun 2022. Dengan demikian dampak dari pengetatan persyaratan ekspor SBW Indonesia justru terjadi di negara-negara non-Tiongkok, hal itu terlihat dari menurunnya volume ekspor ke negara-negara tersebut.
Menurut Wisnu, ekspor SBW ke Tiongkok masih memiliki potensi untuk terus ditingkatkan seiring dengan terus meningkatnya kapasitas ekspor dan bertambahnya jumlah perusahaan yang mendapatkan persetujuan ekspor ke negara Tirai Bambu tersebut. Pada tahun 2023 jumlah perusahaan yang mendapatkan persetujuan ekspor SBW ke Tiongkok meningkat menjadi 7 perusahaan (dari total 40 perusahaan yang terregister) dari sebelumnya hanya 4 perusahaan (dari total 33 perusahaan teregister) di tahun 2022.
Sementara itu, kapasitas ekspor SBW ke Tiongkok pada tahun 2023 mencapai 527.652 kg sedangkan realisasi ekspornya mencapai 408.310,64 kg. Kondisi tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 dimana kapasitas ekspornya ke Tiongkak mencapai 383.310,0 kg sedangkan realisasi ekspornya mencapai 288.154,75 kg. (YS)