Gemabisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berupaya meningkatkan produksi minyak nasional guna mengurangi ketergantungan impor dan mencapai kedaulatan energi. Untuk mendukung upaya tersebut pemerintah telah memangkas izin eksplorasi migas dari 320 menjadi hanya 140 izin guna menarik lebih banyak investor dan mempercepat eksplorasi.
Di sela-sela acara Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) National Conference & Awarding Night di Jakarta, Senin (14/10) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan setelah terjadi penambahan produksi di Banyu Urip pada 2008 mencapai 800.000-900.000 barel/hari, produksi minyak Indonesia terus menurun hingga saat ini hanya 600.000 barel/hari. Padahal, konsumsi nasional mencapai 1,6 juta barel/hari, sehingga Indonesia terpaksa mengimpor 900.000 hingga 1 juta barel/hari.
Menurut Bahlil, kondisi ini berbanding terbalik dengan masa lalu ketika Indonesia masih menjadi negara pengekspor minyak. “Kalau kita tidak mampu mengatasi lifting, maka jangan pernah bermimpi kita akan mencapai kedaulatan energi,” tegasnya seperti dikutip siaran pers Kementerian ESDM, Senin (14/10).
Untuk itu, lanjut Bahlil, pemerintah mengoptimalkan sumur-sumur minyak yang ada, termasuk 16.990 sumur idle, di mana sekitar 5.000 sumur dapat diaktifkan kembali guna menambah produksi. Dia menyebutkan upaya peningkatan produksi itu harus diselesaikan dengan mengoptimalkan sumur-sumur yang ada maupun yang idle untuk bisa meningkatkan lifting. Jika tidak ada upaya apa-apa untuk meningkatkan lifting, maka produksi akan turun sekitar 7-15% setiap tahunnya.
Total sumur migas saat ini ada sekitar 44.900 sumur. Sementara yang aktif hanya 16.990 sumur. “Setelah di breakdown lagi kurang lebih ada 5.000 yang dapat di-reaktivasi untuk mendorong penambahan produksi minyak Indonesia,” terang Bahlil.
Selain itu, teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) juga akan digunakan oleh PT Pertamina dan Exxon Mobil Oil Cepu, produsen terbesar di Indonesia, untuk meningkatkan produksi.
Terakhir, wilayah Indonesia Timur menjadi target pemerintah untuk menemukan dan menambah cadangan migas baru. “Kita harus melakukan eksplorasi khususnya di wilayah-wilayah Indonesia Timur. Kita akan memangkas berbagai regulasi yang menghambat proses akselerasi eksplorasi dari 320 izin sekarang tinggal 140 izin dan kita akan pangkas lagi untuk memperpendek waktu supaya investor bisa masuk,” pungkas Bahlil. (YS)