PERTAMA, ada dua kosa kata yang secara umum menarik untuk difahami konteksnya, yaitu krisis dan utang. Secara awam, krisis berarti sebuah kondisi tekanan yang membuat kehidupan menjadi serba sulit. Bisa digambarkan sebagai kesulitan akibat sebuah rumah tangga tidak ada pekerjaan, dan tidak ada penghasilan. Sementara belanja terus nyocor untuk keperluan rutin sehari – hari. Utang mengandung dua dimensi, yaitu karena kita butuh untuk mengembangkan usaha dan utang bisa juga terjadi akibat kehidupan yang mengalami krisis.
KEDUA, itu konsep awam yang secara subyektif, tapi masuk akal untuk difahami. Krisis utang berarti sebuah kondisi dimana sebuah entitas mengalami kesulitan akibat beban utangnya membengkak, dan berpotensi gagal bayar.
Dalam konteks pemahaman terpisah seperti penjelasan di atas, maka krisis sebagai sebuah peristiwa dapat diatasi jika ada yang baik hati untuk memberikan pinjaman atau memberikan dana talangan agar entitas yang dibantu dapat membebaskan diri dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
KETIGA, dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis utang terjadi akibat adanya krisis pendapatan. Entitas negara, korporasi, dan bahkan entitas rumah tangga mengalami defisit berkelanjutan. Supaya neracanya bagus, maka defisitnya ditutup dengan utang.
Krisis utang menjadi ancaman jika terjadi gagal bayar. Gagal bayar terjadi akibat tidak mampu melunasi utang saat jatuh tempo. Karena itu, pihak kreditor atau investor selalu minta syarat agar pihak debitor oleh lembaga rating mendapat status Invesment Grade dan memiliki credit rating yang bagus. Artinya, jika terjadi gagal bayar, pihak debitor memiliki risiko gagal bayar yang rendah karena dinilai masih mempunyai kemampuan bayar yang tinggi. Aset tetap, inventory dan tagihan yang dimiliki nilainya lebih dari cukup untuk melunasi utangnya.
KEEMPAT, satu diskursus yang sering kita fahami adalah bahwa negara yang mengalami krisis utang umumnya akan mendapatkan tawaran dari IMF untuk mendapatkan bailout (dana talangan). Dana ini statusnya pinjaman. Inilah mengapa muncul istilah utang dibayar dengan utang. Dan diskursus ini oleh Stiglitz dipandang sebagai insentif bagi lenders.
Konteksnya dikatakan bahwa dana talangan tersebut bukan benar-benar sebuah penalangan untuk negara bersangkutan, melainkan justru malah memberikan penalangan bagi para kreditor di Barat maupun Timur. Dikatakan bahwa dana talangan itu justru menyediakan uang untuk membayar kembali kreditor – kreditor luar negeri. Konteksnya berarti bahwa kreditor selamat dan para debitor makin bongkok.
KELIMA, kita simpulkan saja bahwa krisis utang bisa terjadi karena krisis pendapatan sehingga neraca keuangan lebih banyak dipadati dengan utang dan liabilities lain. Pendapatan nasional global yang dinyatakan sebagai PDB global oleh IMF tercatat sebesar US$ 94 triliun. Hutang globalnya yang dicatat oleh IIF sebesar US$ 281 triliun.
Menurut Gita Wiryawan, uang global dalam peredaran (M2) senilai US$ 100 triliun. Secara bodohan berarti bahwa nilai PDB global jelas nggak mungkin mengkompensasi nilai utangnya. Uang global dalam putaran-pun nggak bisa dipakai untuk menutup jumlah utang global. Jika misalnya bisa dipakai untuk menutup utang, maka selain tidak cukup, kegiatan ekonomi akan lumpuh bahkan mati karena tidak ada uang yang beredar. Uang beredar ibarat aliran darah tubuh kita. Jika jantung tak bisa memompa lagi darah dalam tubuh, maka kita akan qoid.
KEENAM, utang adalah money game. Permainan ini digerakkan oleh sistem kapitalisme global. Selama tidak gagal bayar, semua baik- baik saja. Secara keuangan, dari data sederhana tersebut, negara-negara di dunia sesungguhnya bukan hanya sekedar menghadapi ancaman krisis utang, tapi sejatinya juga tengah menghadapi ancaman kebangkrutan massal.
Kita bisa baca kembali laporan WEF Januari 2021 Salah satunya adalah krisis utang di negara – negara besar (debt crises in large economies). Krisis keuangan perusahaan atau keuangan publik kewalahan oleh akumulasi utang dan/atau pembayaran utang di negara – negara besar yang mengakibatkan gagal bayar, krisis likuiditas,krisis utang negara, dan ujungnya adalah ancaman terjadinya kebangkrutan massal.
Halo G-20 Forum, dimanapun dan kapanpun anda bersidang, mohon dapat dibahas tentang satu topik besar yaitu ancaman krisis utang global.