Gemabisnis.com, JAKARTA – Kalangan pabrik ban dunia mempertanyakan kepastian pasokan karet yang diekspor dari Sumatera Utara (Sumut) menyusul diamankannya kapal feeder Mathu Bhum V298E pengangkut sejumlah komoditas ekspor provinsi Sumut termasuk karet alam oleh KRI Karontang 872 milik TNI AL di Perairan Belawan.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Cabang Sumut, Edy Irwansyah mengatakan para buyer meminta eksportir menginformasikan bila kapal telah diberangkatkan dari Belawan. Namun, pihak eksportir sama sekali belum dapat menyampaikan informasi terkait hal ini karena respon operator kapal belum ada kepastian.
Menurut Edy, semua karet alam yang diekspor merupakan bahan baku ban pesanan buyer dari pabrik ban besar dunia, diantaranya Goodyear, Michelin, Yokohama. Total volume karet alam yang diangkut kapal feeder tersebut berjumlah 342,72 ton atau 17 kontainer.
Sebelumnya waspada.co.id pada tanggal 6 Mei 2022 lalu melansir berita bahwa sebanyak 34 kontainer minyak goreng yang akan diekspor ke luar negeri tujuan Singapura diamankan TNI AL melalui KRI Karotang 872 di Perairan Belawan. Bersama dengan produk sawit tersebut terdapat produk karet dari Sumut yang diangkut oleh kapal feeder Mathu Bhum V298E pada 4 Mei 2022 dan hingga sekarang sudah diamankan selama 52 hari.
Edy menegaskan regulasi Indonesia di bidang ekspor sudah cukup jelas yang diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan. Bila pemerintah telah cukup melakukan investigasi terhadap barang ekspor dari Sumatera Utara yang tertahan tersebut, diharapkan kapal dapat segera berlabuh menuju pelabuhan transhipment.
“Apa lagi ada barang ekspor bahan baku yang mempunyai masa simpan terbatas. Untuk karet, proses produksi ban sangat memperhatikan mutu bahan baku yang digunakan. Apabila semakin lama tertahan, mutunya semakin menurun,” demikian Edy Irwansyah. (YS)