Gemabisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia tidak memenuhi permintaan pemerintah India untuk meningkatakan pasokan minyak kelapa sawit ke negara tersebut mengingat Indonesia sendiri sedang memprioritaskan pemenuhan kebutuhan minyak goreng di dalam nageri.
Demikian disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menanggapi kabar bahwa pemerintah India telah meminta Indonesia untuk meningkatkan pasokan minyak sawit ke India sehubungan dengan terhambatnya pasokan minyak biji bunga matahari dari Ukraina dan Rusia menyusul terjadinya konflik bersenjata antara kedua negara tersebut.
“Kita sedang mengurus Republik Indonesia sekarang. Kita sedang memprioritas kebutuhan di dalam negara Republik Indonesia,” jawab Mendag Lutfi ketika ditanya wartawan mengenai permintaan India tersebut.
Sejak awal tahun ini pemerintah India telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pasokan minyak kelapa sawit dari Indonesia menyusul terjadinya lonjakan harga minyak nabati di pasar global. Pemerintah India telah menurunkan tarif bea masuk CPO, RBD Palm Olein dan RBD Palm Oil. Bahkan, bea masuk CPO telah diturunkan beberapa kali dan akhirnya dihapuskan. Sedangkan bea masuk RBD Palm Olein dan RBD Palm Oil sudah diturunkan dari 17,5% menjadi 12,5%.
Terjadinya konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina makin memperparah keadaan karena India yang semula mengandalkan pasokan minyak biji bunga matahari dari Ukraina dan Rusia pasokannya kini terganggu akibat konflik tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di pasar domestiknya India mengimpor minyak kelapa sawit terutama dari Indonesia, Malaysia dan Thailand, minyak kedelai (dari Brazil, Argentina, Ukraina) dan minyak biji bunga matahari (dari Ukraina dan Rusia). (YS)