Gemabisnis.com, JAKARTA–Ilmuwan China telah mengembangkan metode baru untuk menerjemahkan karbondioksida dan air menjadi glukosa dan asam lemak. Teknik ini muncul setelah kelompok lain di China berhasil mensintesis pati dari karbon dioksida pada tahun 2021 dan telah memberikan potensi segar untuk produksi makanan buatan atau semi-buatan.
Dikutip dari kantor berita Xinhua, Jumat (29/04/2022), para peneliti dari University of Electronic Science and Technology of China, University of Science and Technology of China dan Chinese Academy of Sciences menggambarkan elektro-biosistem hibrida dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Catalysis pada hari Kamis.
Sistem ini menggabungkan elektrolisis karbondioksida yang terpisah secara spasial dengan fermentasi ragi yang secara efisien mengubah karbon dioksida menjadi glukosa dengan hasil yang tinggi.
Prosesnya menggunakan katalis tembaga berstrukturnano yang dapat secara stabil mengkatalisis asam asetat murni dari karbon dioksida dan kemudian menggunakan ragi rekayasa genetika untuk menghasilkan glukosa in vitro dari asam asetat yang dihasilkan secara elektro.
Metode ini juga terbukti mampu menghasilkan produk lain seperti asam lemak menggunakan karbon dioksida, menurut penelitian tersebut.
“Proses ini dapat dipahami sebagai mengubah karbondioksida menjadi cuka dan memberi makan ragi untuk menghasilkan glukosa dan asam lemak,” kata Zeng Jie, penulis koreisponden makalah dari University of Science and Technology of China.
Mendaur ulang karbon dioksida menjadi produk bernilai tambah memberikan keuntungan ba industri manufaktur yang digerakkan oleh listrik terbarukan dan peluang yang belum dimanfaatkan secara substansial untuk mengatasi masalah lingkungan dan mencapai ekonomi sirkular.
“Dengan reaktor elektrolit dan mikroorganisme yang berbeda, kami dapat menghasilkan pati, pigmen atau obat-obatan di masa depan,” kata Xia Chuan, penulis koresponden makalah dari Universitas Sains dan Teknologi Elektronik China. (HN)