Gemabisnis.com, JAKARTA
Perdagangan fisik timah batangan untuk tujuan ekspor di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 26,7% selama tahun 2021 menjadi 44.735 ton dibaningkan 61.040 ton tahun 2020.
Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang mengatakan kepada Gemabisnis.com, penurunan volume perdagangan tersebut terutama diakibatkan oleh menurunnya poduksi timah nasional selama tahun 2021, namun dia tidak mengelaborasi lebih jauh mengenai penyebab penurunan produksi tersebut.
Realisasi transaksi kontrak timah batangan di BBJ juga jauh di bawah target tahun 2021 yang ditetapkan sebesar 72.000 ton.
Ketatnya pasokan yang diikuti dengan menguatnya permintaan di pasar dunia telah memicu harga timah terus menguat sepanjang tahun 2021. Bahkan, diperkirakan penguatan harga tersebut akan terus berlanjut di tahun 2022 ini mengingat pasokan logam timah masih tetap ketat.
Data perkembangan harga kontrak fisik timah batangan untuk ekspor di BBJ menunjukkan bahwa harga rata-rata kontrak timah batangan acuan di BBJ yaitu TLEAD300 memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat dari US$20,800/ton di awal Januari 2021 terus meningkat menjadi US$33.750/ton di bulan Mei, US$34.530 pada bulan Juli, US$36.100 pada bulan Agustus, dan US$38.970 pada bulan Oktober.
Selanjutnya pada tanggal 24 Januari 2022 harga rata-rata kontrak timah batangan TLEAD300 kembali naik menjadi US$40.600/ton dan hari berikutnya tanggal 25 Januari 2022 naik lagi menjadi US$41.575/ton.
Sementara itu, volume transaksi kontrak fisik timah batangan untuk pasar dalam negeri selama tahun 2021 mencapai 2.185 ton. BBJ memang baru memulai perdagangan fisik kontrak timah untuk pasar dalam negeri pada tahun 2021, sedangkan pada tahun 2020 BBJ belum memperdagangkannya. (YS)