• Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Sabtu, Mei 17, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Lainnya
    • Perikanan
    • Pangan
    • Hortikultura
    • Manufaktur
    • Opini
    • Umum
    • Ekbis
    • Profil
No Result
View All Result
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa
No Result
View All Result

Policy Respon Hadapi Resesi Global

Oleh: Fauzi Aziz, Pemerhati Ekonomi dan Industri

Admin by Admin
Oktober 3, 2022
0
Deindustrialisasi Dan Sunset Industry

Foto: Dok. Pribadi

0
SHARES
7
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Ancaman munculnya resesi global sudah di depan mata. Banyak negara yang ekonominya kini sudah mengalami gangguan akibat faktor eksternal dan internal. Bahkan, sebagian negara sudah mulai merasakan resesi. Untuk mencegah resesi global, diperlukan kebijakan antisipasi. Suatu negara harus memiliki policy respon dalam menghadapi resesi global. Mengapa kebijakan ini diperlukan?

PERTAMA, terbayang oleh kita jika terjadi resesi ekonomi, maka sibuklah para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di seluruh dunia. Yang mereka kerjakan hanya satu yakni menyiapkan policy respon untuk mencegah dan mengatasi keadaan bila resesi global terjadi dan berdampak luas. Policy respon ini bisa dilakukan bersama-sama antar negara maupun sendiri sendiri oleh setiap negara untuk menjalankan fungsi contingent liabilities

KEDUA, prinsip berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing berlaku dalam menjalankan fungsi contigent liabilities tersebut. Inflasi global sudah dicoba diatasi dengan menaikkan suku bunga acuan seperti yang dilakukan oleh the fed dan diikuti oleh sejumlah bank sentral di negara lain,  namun hasilnya nihil. Yang nampak malah mendorong capital outflow yang membuat mata uang lokal melemah. Jika tidak terjadi capital outflow, di dalam negeri terjadi migrasi dari mata uang lokal ke US$. Inilah menjadi salah satu sebab kurs rupiah terhadap US$ tembus Rp 15.000. Jika demikian, logikanya harus mencari alternatif tindakan yang bisa mengatasi keadaan. Lebih dari itu jangan sampai terjadi pasar kehilangan kepercayaan terhadap policy respon yang telah dilakukan sejumlah negara.

BacaJuga

Sungguh Beruntung Mereka yang Ada di Arafah Saat Itu

Thailand Keluhkan Ketatnya Persyaratan Halal di Indonesia

Menaikkan suku bunga acuan nampak terkesan merupakan tindakan berjamaah. Tapi kok bisa tidak efektif. Di Indonesia sebelum akhirnya BI ikut menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,25% telah menaikkan GWM sebesar 9%. Hasilnya juga tidak optimal untuk mengatasi inflasi. Situasi ini tentu mengundang wait and see bagi investor yang akan doing bussines atau melakukan ekspansi usaha atau menjalankan usaha yang sudah berjalan di negeri ini.

KETIGA, dikeroyok dengan menaikkan suku bunga acuan nampaknya inflasi pinter ngeles, sory bro. anda belum bisa mengatasi overheating. Pasar nampaknya masih bersabar menunggu policy respon yang bisa meyakinkan pelaku pasar agar tidak membuat sentimen negatif. Potensi kepanikan skalanya masih rendah dan masih bisa menahan diri untuk bertindak gegabah. Akan menjadi risiko menakutkan jika terjadi asset bubble. Tidak hanya itu jika yang terjadi seperti diberitakan CNBC Indonesia,ribuan perusahaan di Jerman terancam gulung tukar karena tak mampu lagi membeli gas. Sejumlah ancaman serius bagi perekonomian dunia menurut WEF tahun 2021,dunia bisa terkena tsunami ekonomi yg disebut ancaman besar yaitu : asset bubble, debt crises, price instability, commodity shocks, konflik antar negara besar di area geopotik, pengeringan likuiditas, dan ancaman kebangkrutan massal.

Ramalan itu sudah terjadi saat ini, yakni price instability, commodity shocks, dan konflik militer Rusia – Ukraina. Yang menghangat adalah ketegangan China dan Taiwan di selat Taiwan, di Laut Tiongkok Selatan yang keduanya selalu hadir peran AS di wilayah tersebut Yang belum terjadi adalah asset bubble, debt crises, krisis likuiditas, dan ancaman kebangkrutan massal. Harapannya jangan sampai terjadi, tapi semua bergantung pada policy respon.

KEEMPAT, ngeri- ngeri sedap jika kita bercermin dari ancaman yang dirilis dalam laporan WEF 2021,dan benar adanya sebagian sudah terjadi saat ini. Resesi global akhirnya harus dapat diterima sebagai sebuah prediksi yang patut diwaspadai karena sebagian prediksinya telah menjadi kenyataan setahun kemudian sejak laporan tersebut dirilis.

Kita hanya bisa bayangkan jika kemudian asset bubbles dan debt crises benar benar terjadi. Silahkan anda bisa memberikan opininya jika kedua ancaman tersebut terjadi seperti apa dampaknya. Mungkin anda bertanya apakah bisa seperti great depression 1929/1930 atau krisis likuiditas Asia 1997/1998 atau jika benar resesi global terjadi yang secara potensial akan berlangsung tahun 2023 akan punya ciri sendiri, semua tergantung policy respon yang disiapkan bersama – sama, katakan oleh club elit pemimpin G20 atau yang harus disiapkan oleh setiap negara.

Catatan dari penulis adalah jika resesi ekonomi akan terjadi tahun depan, maka penyebabnya berada di dua area besar, yakni ekonomi dan non ekonomi ( baca konflik antar negara ekonomi besar di wilayah geopolitik).

Catatan penting bagi kita di Indonesia adalah bahwa sebelum terjadi krisis likuiditas Asia tahun 1997/1998, selama periode 1993-1996,ekonomi Indonesia tumbuh rata – rata 7,7%  Ketika dihajar krisis tahun 1998, ekonomi Indonesia tumbuh negatif (-13%). Pada periode yang sama, sebelum krisis, investasi tumbuh rata-rata 12,2 %, saat krisis tumbuh negatif menjadi (-33%). Yang menarik, neraca perdagangan Indonesia tahun 1998,masih surplus US$ 21,5 miliar ( ekspor US$ 48,8 miliar -, impor US$ 27,3 miliar).

KELIMA, persoalan ekonomi saat ini nampak semakin kompleks. Selalu beriirisan dengan persoalan politik. Fakta ini yang membuat policy respon seringkali terlambat muncul karena proses kebijakan selalu lahir melalui proses politik. Proses politik kita tahu penuh konflik kepentingan. Dimana mana di seluruh dunia prosesnya sama. Jika kita percaya bahwa secara potensial resesi ekonomi dunia akan terjadi tahun depan, maka lebih baik jika policy respon sudah siap saji, mana yang menjadi porsi moneter dan mana yang menjadi porsi fiskal atau kombinasi keduanya. Jelaskan saja instrumen yang akan dipakai. Berapa besar dana kontijen yang sudah tersedia dalam bentuk rupiah murni maupun valas. Semua ini kita butuhkan untuk meredam sentimen negatif di pasar atau di masyarakat.

Tahun 2023 tinggal beberapa bulan lagi. Sedia payung sebelum hujan jauh lebih baik.Menakar risiko moneter dan fiskal sebaiknya bisa dijelaskan ika resesi ekonomi dunia terjadi. Seberapa dalam bisa menggerus kinerja ekonomi yang hingga akhir tahun 2022 diperkirakan masih tumbuh 5,2%. Termasuk juga potensi akan menarik dana bailout dari IMF.

Kita tidak bisa bersikap jumowo. Satu catatan yang patut diketahui adalah bahwa belajar dari beberapa krisis ekonomi yang terjadi, tidak ada satupun ahli ekonomi di belahan dunia manapun yang bisa memperkirakan secara akurat kapan resesi ekonomi akan terjadi. Pun berapa besar dampaknya, seberapa besar efek penularannya dan kapan berakhir tidak bisa diperkirakan. Karena itu, setiap negara harus selalu berada dalam posisi terjaga dari risiko eksternal yang sulit diduga tersebut.

Memiliki manajemen krisis yang solid dan efektif menjadi penting. Menyediakan dana kontijen dalam jumlah besar adalah hal yang tak kalah penting agar fungsi contigent liabilities dapat maksimal dijalankan. Semua ini menjadi bagian dari policy respon yang perlu disiapkan.

Tags: Ekonomi IndonesiaFauzi Azizkrisis ekonomipolicy responresesiresesi global
Previous Post

Harga TBS di Sumut Turun 2,6% ke Level Rp 2.447,24/kg untuk Periode 28 September-4 Oktober 2022

Next Post

Tarif BK CPO Turun Menjadi US$33/Ton untuk 1-15 Oktober 2022

Admin

Admin

Related Posts

Suasana pemberian makanan jemaah haji dengan petugas kesehatan, dokter dan kepala regu rombongan Kloter 53 Jakarta
Opini

Sungguh Beruntung Mereka yang Ada di Arafah Saat Itu

by Admin
Juni 19, 2024
0

Gema bisnis. com, Mekkah Al  Mukarumah - Puncak kegiatan ibadah haji 2024 telah berlalu ketika jutaan jemaah haji dari semua...

Read more
Thailand Keluhkan Ketatnya Persyaratan Halal di Indonesia

Thailand Keluhkan Ketatnya Persyaratan Halal di Indonesia

Mei 28, 2024
Policy Hidup Di Rumah Tangga Politik

Industrialisasi For Policy Dialogue

Februari 5, 2024
Adopsi Bioteknologi Dorong Kesejahteraan Petani dan Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Adopsi Bioteknologi Dorong Kesejahteraan Petani dan Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Februari 2, 2024
Policy Hidup Di Rumah Tangga Politik

Globalisasi Investasi, Industri, Perdagangan, dan Distribusi Global Value Added

Januari 22, 2024
Next Post
Pemerintah Larang Ekspor CPO, RBD Palm Oil, RBD Palm Olein dan Migor Bekas Pakai

Tarif BK CPO Turun Menjadi US$33/Ton untuk 1-15 Oktober 2022

BERITA TERBARU

Politeknik Kemenperin Latih Pelaku Industri Negara Karibia di Bidang Agro

Politeknik Kemenperin Latih Pelaku Industri Negara Karibia di Bidang Agro

Mei 8, 2025
Bappebti Terbitkan Kontrak Energi Terbarukan di Bursa Berjangka

Bappebti Terbitkan Kontrak Energi Terbarukan di Bursa Berjangka

Mei 6, 2025
Pemerintah Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Februari US$188,38/Ton

Pemerintah Tetapkan HBA Periode Pertama Mei 2025

Mei 5, 2025
Dukung Perluasan Pasar, Kemenperin Pacu IKM Furnitur Ekspansi ke Timur Tengah

Dukung Perluasan Pasar, Kemenperin Pacu IKM Furnitur Ekspansi ke Timur Tengah

Mei 4, 2025
Ukraina Upayakan Pembukaan Kembali Fasilitas Transit Biji-bijian melalui Polandia pasca Larangan Impor

FAO: Harga Bahan Pangan Dunia Naik di Bulan April

Mei 4, 2025
BPDPKS Kini Juga Tangani Kakao dan Kelapa

LG Keluar Konsorsium Baterai EV, Target dan Jadwal Pengurangan Emisi Karbon Tidak Terpengaruh

April 24, 2025
GemaBisnis.com - Bersama Membangun Bangsa

Gemabisnis.com adalah sebuah paltform informasi, investasi dan data yang berfokus pada bidang ekonomi dan bisnis, khususnya pasar komoditi di Indonesia dan global.

Follow Us

Kategori Populer

  • Bursa Komoditi
  • Ekbis
  • Energi & Pertambangan
  • Hortikultura
  • Hot News
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Manufaktur
  • Opini
  • Pangan
  • Perikanan
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Profil
  • Umum
  • Uncategorized
  • Wisata

Berita Terbaru

Politeknik Kemenperin Latih Pelaku Industri Negara Karibia di Bidang Agro

Politeknik Kemenperin Latih Pelaku Industri Negara Karibia di Bidang Agro

Mei 8, 2025
Bappebti Terbitkan Kontrak Energi Terbarukan di Bursa Berjangka

Bappebti Terbitkan Kontrak Energi Terbarukan di Bursa Berjangka

Mei 6, 2025
  • Home
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Hot News
  • Bursa Komoditi
  • Energi & Pertambangan
  • Kehutanan & Lingkungan Hidup
  • Perkebunan
  • Peternakan
  • Perikanan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Manufaktur
  • Opini
  • Umum
  • Ekbis
  • Profil

Copyright © 2021 www.gemabisnis.com