PERTAMA, kita membutuhkan stimulasi, tapi kita juga sangat memerlukan transformasi dan inovasi. Untuk menyederhanakan dalam pendekatan berpikir, maka stimulasi pada dasarnya menjadi urusan makro, sedangkan transformasi dan inovasi adalah urusan mikro .
Stimulasi bersifat sentralistik, sementara itu transformasi dan inovasi lebih bersifat desentralistik. Di mana bumi dipijak, di situ kekayaan intelektual bersemi dan kekuatannya akan mampu mengubah menjadi kekayaan material karena mereka memiliki kesempatan pertama untuk melakukan transformasi dan inovasi sosial ekonomi sesuai bakat dan minatnya.
KEDUA, tanggung jawab makro adalah menstimulasi mereka dengan modal finansial berbiaya rendah agar proses transformasi dan inovasi sosial ekonomi dapat berjalan dengan cost of fund yang murah.Peran memegang urusan stimulasi, di dalamnya melekat tanggung jawab sebagai penjaga stabilitas ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi spasial jauh lebih penting untuk mengatasi problem ketimpangan sosial ekonomi antar daerah. Sekarang ini yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi nasional diwarnai oleh pertumbuhan ekonomi spasial yang timpang. Ini menjadi indikasi bahwa fungsi sentralisasi dalam urusan stimulasi belum sepenuhnya mampu mengatasi ketimpangan sosial ekonomi di daerah. Akibatnya terjadi idle capacity kekayaan intelektual sehingga proses transformasi dan inovasi sosial ekonomi untuk menciptakan kekayaan material tidak berjalan maksimal, sehingga idle capacity intelektual terakumulasi menjadi pengangguran terselubung. Mereka bekerja, tapi tidak sesuai dengan bakat dan minatnya. Karya mereka tidak bisa disebut sebagai karya intelektual tapi karya karena terpaksa akibat bekerja tidak sesuai profesinya.
KETIGA, ini sebuah pekerjaan besar untuk menciptakan kondisi sosial ekonomi yang idial ( tanpa ketimpangan). Tapi sistem ekonomi inklusif yang terdesentralisasi harus diwujudkan. Uang beredar diupayakan berputar merata di daerah sebagai pusat-pusat produksi dan distribusi barang dan jasa. Di situ proses transformasi dan inovasi digerakkan dengan dukungan stimulasi modal yang ber cost of fund yang murah. BPD, Venture Capital Company dan/atau Bank Investasi Daerah , serta crowdfunding harus tumbuh untuk mendukung proses transformasi dan inovasi sosial ekonomi di setiap daerah. Dengan demikian kita membangun ekonomi daerah dengan model Domestic Direct Investment (DDI), agar terjadi job creation yang berdimensi luas. Atau dapat pula disebut model pembangunan ekonomi dengan pendekatan bottom up.
Sistem ekonomi pasar akan menuntun proses alokasi dan distribusi sumber daya agar setiap sumber daya yang terpakai dalam kegiatan dan proses ekonomi digunakan dengan efisien dan produktif.
KEEMPAT, DDI adalah membangun cabang – cabang produksi barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan konsumsi investasi, dan ekspor serta mencukupi kebutuhan belanja pemerintah. Pertumbuhan ekonomi terjadi di daerah. Peningkatan kesejahteraan rakyat juga terjadi di daerah. Pemerintah pusat menjalankan peran utama sebagai penjaga stabilitas politik keamanan dan ekonomi. Dengan demikian berarti kita memerlukan reorientasi dengan cara kembali menjalankan desentralisasi ekonomi sesuai dengan prinsip demokrasi ekonomi.
KELIMA, reorientasi itu memberikan sebuah narasi proses untuk merekonstruksi mindset bahwa pusat – pusat pendidikan di berbagai daerah pada dasarnya adalah menjadi persemaian lahirnya pusat -pusat kekayaan intelektual sebagai modal awal pembangunan ekonomi inklusif. Dalam konstruksi DDI, mereka adalah penggerak utama ekonomi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah basis utama untukr melakukan modernitas sektor pertanian dan industri karena mereka mempunyai modal intelektual untuk melakukan transformasi dan inovasi. Mereka pula yang mempunyai kapasitas untuk mengelola rantai nilai inovasi yang diperlukan guna membangun cabang – cabang produksi yang penting bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak di dalam negeri dan di berbagai belahan dunia. Dengan cara pandang demikian, maka daerah pada hakekatnya menjadi pusat transformasi dan inovasi yang perlu diberikan stimulus untuk memompa pertumbuhan ekonomi daerah.
KEENAM, penalaran semacam itu merupakan pendekatan strategis untuk membangun kekayaan nasional, yang sumber-sumber daya sosial ekonominya tersebar di berbagai wilayah negeri ini. Ledakan kreatifitas dan inovasi yang tumbuh di komunitas harus diarahkan untuk melakukan transformasi ekonomi dari sekedar padat karya bergeser ke padat ilmu pengetahuan dan teknologi.
Cover majalah Time oktober 2006, menuliskan Asia’s Sains Experiment dan Indonesia harus bisa berada dalam barisan ini mengejar kemajuan yang telah lebih dulu diraih oleh China dan India.
Semoga tulisan ini bermanfaat yang mengangkat tema sederhana yaitu tentang stimulasi, transformasi dan inovasi. Stimulasi adalah urusan moneter dan fiskal. Sedangkan transformasi dan inovasi adalah urusan investasi industri, dan perdagangan yang kegiatan dan prosesnya harus tumbuh di berbagai daerah sebagai mesin- mesin pertumbuhan untuk mengatasi ketimpangan pertumbuhan spasial yang selama ini tidak berubah posturnya. Pusat sebagai penjaga stabilitas. Daerah sebagai mesin pertumbuhan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.