Gemabisnis.com, JAKARTA – Indonesia berhasil membukukan surplus perdagangan barang sebesar US$ 5,67 miliar selama bulan Oktober 2022, naik 14,1% dibandingkan dengan surplus perdagangan bulan September 2022 yang mencapai US$4,97 miliar, demikian data statistik perdagangan bulan Oktober yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (Selasa, 15/11).
Surplus perdagangan bulan Oktober 2022 tersebut diperoleh dari total nilai ekspor barang selama bulan Oktober 2022 yang mencapai US$24,81 miliar dan total nilai impornya mencapai US$19,14 miliar, sehingga diperoleh surplus sebesar US$5,67 miliar.
Surplus perdagangan bulan Oktober 2022 ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang mencapai US$7,66 miliar, sedangkan neraca perdagangan migasnya masih mengalami defisit sebesar US$1,99 miliar.
Berdasarkan data BPS tersebut, India menjadi penyumbang surplus perdagangan barang terebsar bagi Indonesia di bulan Oktober 2022 dengan US$1,70 miliar, disusul Amerika Serikat dengan US$1,29 miliar dan Tiongkok US$1,05 miliar. Sementara negara penyumbang defisit perdagangan barang terbesar adalah Australia dengan US$533,8 juta diikuti Brazil US$314,0 juta dan Korea Selatan dengan US$183,9 juta.
Secara kumulatif selama periode Januari-Oktober 2022 Indonesia mengalami surplus perdagangan barang sebesar US$45,52 miliar yang berasal dari total nilai ekspor selama periode tersebut sebesar US$244,14 miliar sedangkan impornya senilai US$198,62 miliar.
Ekspor nonmigas masih menjadi sumber surplus perdagangan selama periode Januari-Oktober 2022 dengan total surplus US$66,41 miliar sedangkan impor migas masih menjadi sumber defisit yang pada periode Januari-Oktober 2022 defisitnya mencapai US$20,89 miliar.
Surplus perdagangan barang periode Januari-Oktober 2022 mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 47,3% dibandingkan dengan surplus perdagangan barang periode januari-Oktober 2021 yang mencapai US$30,90 miliar. (YS)