Gemabisnis.com, JAKARTA – Pemerintah dan dunia usaha Kerajaan Thailand mengeluhkan ketatnya persyaratan sertifikasi halal yang diterapkan pemerintah Indonesia terhadap produk makanan dan minuman Thailand sehingga banyak produk asal negara Gajah Putih itu yang kini mengalami hambatan ketika hendak memasuki pasar Indonesia.
Dalam sebuah wawancara khusus dengan Gemabisnis.com di sela-sela acara Thailand Industrial Business Matching di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta belum lama ini Duta Besar Kerajaan Thailand untuk Indonesia Prapan Disyatat mengatakan hubungan perdagangan Thailand dengan Indonesia masih diwarnai dengan sejumlah hambatan perdagangan, salah satunya adalah terkait dengan ketatnya persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi halal atas produk-produk makanan dan minuman Thailand di pasar Indonesia.
Menurut Prapan, Thailand mengekspor berbagai produk makanan dan minuman halal ke banyak negara termasuk ke negara-negara Timur Tengah dan Malaysia, namun ketika mau melakukan ekspor ke Indonesia banyak regulasi yang sangat ketat terkait sertifikasi halal. Akibatnya, banyak produk makanan dan minuman Thailand yang sudah bersertifikasi halal di negaranya tidak bisa masuk ke pasar Indonesia.
“Kami (pemerintah Thailand) berupaya melakukan pembicaraan dengan pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah tersebut dan sudah coba mengatasinya dengan menandatangani Mutual Recognition Agreement (MRA) antara kedua pemerintahan pada tahun lalu khususnya menyangkut produk makanan/minuman dan rumah pemotongan hewan. Namun sejauh ini masih banyak produk makanan dan minuman Thailand yang tertahan karena ketatnya persyaratan sertifikasi halal Indonesia,” tutur Prapan.
Dia mengatakan Thailand memiliki banyak produk makanan dan minuman halal berkualitas tinggi. Hal itu terbukti dengan banyaknya negara khususnya yang berpenduduk mayoritas muslim di dunia yang membeli produk-produk tersebut termasuk negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Malaysia.
“Karena itu, kami sangat berharap persoalan ketatnya regulasi sertifikasi halal di Indonesia ini dapat segera diperoleh jalan keluarnya agar produk-produk halal Thailand bisa juga masuk ke Indonesia,” tutur Prapan.
Walaupun masih ada persoalan ketatnya persyaratan sertifikasi halal, lanjut Prapan, secara umum kedua negara memiliki hubungan ekonomi yang sangat baik dimana nilai perdagangan Thailand-Indonesia pada tahun 2023 mencapai US$18 miliar, bahkan pada tahun 2022 sempat mencapai US$20 miliar. Thailand merupakan salah satu mitra dagang terbesar bagi Indonesia di ASEAN, tidak hanya dalam perdagangan produk industri tetapi juga dalam produk pertanian seperti gula dan beras.
Terkait dengan ekspor produk pertanian Thailan ke Indonesia, lanjut Prapan, Thailand turut berpartisipasi membantu Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan dengan menyediakan pasokan beras, gula dan sejumlah produk pertanian lainnya yang dibutuhkan Indonesia.
Karena itu, Prapan menyatakan bahwa pemerintah Thailand menginginkan hubungan ekonomi tersebut terus meningkat, tidak hanya di bidang perdagangan namun juga di bidang investasi. Dewasa ini investasi Thailand di Indonesia sangat kuat dengan lebih dari 200 perusahaan Thailand yang berinvestasi di Indonesia. Semua perusahaan besar di Thailand telah menanamkan investasinya di berbagai bidang usaha Indonesia mulai dari pertanian, industri hingga energi dan sumberdaya mineral. Beberapa diantaranya adalah Charoen Pokphand, Siam Cement Group dan lain-lain.
Menurut Prapan, nilai investasi yang telah ditanamkan perusahaan-perusahaan Thailand di Indonesia selama ini sudah cukup besar. Dalam kurun waktu antara tahun 2019 sampai 2022 saja nilai investasi yang ditanamkan perusahaan-perusahaan Thailand mencapai lebih dari US$1,2 miliar.
“Kami sangat mengharapkan investasi perusahaan Thailand terus meningkat di Indonesia dan saya harus mengatakan bahwa iklim investasi di sini sangat menarik dan Indonesia memiliki pasar yang sangat besar. Indonesia selama ini menjadi tujuan investasi sangat penting bagi perusahaan-perusahaan Thailand. Perusahaan Indonesia dan Thailand juga bisa bekerjasama dalam mengisi rantai pasok global karena banyak produk Thailand yang serupa dengan produk Indonesia,” tegas Prapan. (YS)