Gemabisnis.com, JAKARTA – PT United Tractors Tbk berhasil membukukan laba bersih Rp 4,3 triliun selama triwulan pertama 2022, naik 131% dibandingkan perolehan laba bersih pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 1,9 triliun, demikian siaran pers yang dikeluarkan perusahaan kemarin.
Kenaikan laba bersih yang sangat signifikan tersebut tidak terlepas dari capaian pendapatan bersih selama periode Januari-Maret yang mencapai Rp 27,98 triliun, naik 56% dibandingkan dengan Rp 17,90 triliun yang diperoleh pada periode yang sama tahun lalu.
Segmen usaha mesin konstruksi memberikan kontribusi terbesar sebesar 35% terhadap total pendapatan bersih konsolidasi diikuti segmen usaha kontraktor penambangan 30%, pertambangan batubara 27%, pertambangan emas 7% dan industri konstruksi 1%.
Selama periode Januari-Maret 2022 perusahaan berhasil menjual alat berat Komatsu sebanyak 1.694 unit, naik 146% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 688 unit. Komatsu memimpin pasar alat berat nasional dengan pangsa 29%. Penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat juga mengalami kenaikan sebesar 49% menjadi Rp 2,4 triliun.
Namun demikian, penjualan UD Trucks dan Scania selama Januari-Maret 2022 mengalami penurunan masing-masing menjadi 127 unit (dari 129 unit) dan 62 unit (dari 126 unit) terutama akibat kendala pasokan.
Secara total pendapatan bersih dari segemen usaha mesin konstruksi naik 122% menjadi Rp 9,7 triliun.
Usaha kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara berhasil membukukan pendapatan bersih Rp 8,5 triliun, 22% lebih tinggi dari Rp 7,0 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Volume produksi batubara turun 12% menjadi 24 juta ton dari 27 juta ton, sedangkan volume pemindahan tanah (overburden removal) naik 9% menjadi 207 juta ton dari 190 juta ton.
Usaha pertambangan batubara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung membukukan penjualan 2,9 juta ton selama Januari-Maret 2022 termasuk 611.000 batubara metalurgi, 21% lebih rendah dari 3,7 juta ton pada periode yang sama tahun 2021 akibat larangan ekspor sementara selama Januari 2022. Namun demikian pendapatan dari usaha pertambangan batubara naik 92% menjadi Rp 7,6 triliun akibat naiknya harga jual rata-rata batubara.
Usaha pertambangan emas di Martabe, Sumatera Utara yang dijalankan oleh PT Agincourt Resources membukukan penjualan setara emas 74.000 ons, turun 22% dari 95.000 ons pada periode yang sama tahun 2021. Pendapatan bersih dari penambangan emas turun 11% menjadi Rp 2,0 triliun dari Rp 2,2 triliun pada periode yang sama tahun 2021. Harga jual emas selama triwulan pertama 2022 naik 13% menjadi US$1.871/ons dari US$1.659/ons pada periode yang sama 2021.
Usaha industri konstruksi yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk membukukan pendapatan bersih Rp 274 miliar, turun dari Rp 380 miliar pada periode yang sama 2021. Pada Januari-Maret 2022 perusahaan membukukan rugi bersih Rp 25 miliar, turun dari Rp 80 miliar pada periode yang sama 2021.
Sementara itu, di bidang bisnis energi baru dan terbarukan yang dijalankan oleh PT Energia Prima Nusantara, sampai dengan bulan Maret 2022 perusahaan telah memasang rooptop Solar PV di sejumlah fasilitas dalam grup perseroan dan Astra dengan total kapasitas 4,7 MWp. Sepanjang tahun 2022 ditargetkan penambahan instalasi baru Rooftop Solar PV sebesar 15 MWp.
Perusahaan juga kini mengoperasikan satu pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah dan sedang membangun PLTMH Besal Kemu di Lampungdengan kapasitas 7 MW yang akan beroperasi tahun 2023. Selain itu, perusahaan kini juga merencanakan untuk membangun sejumlah PLTMH di Sumatra dengan total kapasitas lebih dari 20 MW. (YS)