Gemabisnis.com, JAKARTA – Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memperkirakan konsumsi susu masyarakat Indonesia akan mencapai 5,3 juta ton pada tahun 2025, naik signifikan dibandingkan dengan konsumsi susu tahun 2024 yang diperkirakan mencapai 4,2 juta ton. Kenaikan Signifikan dalam konsumsi susu tersebut terutama dipicu oleh program minum susu gratis yang digulirkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut USDA, janji kampanye pemerintahan Prabowo Subianto yang baru dilantik, Program Makan Makanan Bergizi Gratis, akan menjadi pendorong utama peningkatan permintaan susu di Indonesia selama lima tahun ke depan karena program tersebut ditujukan untuk menyediakan susu bagi lebih dari 82 juta penerima setiap harinya hingga tahun 2029.
Permintaan produk susu di pasar domestik pada tahun 2024 diproyeksikan meningkat kembali ketingkat konsumsi tahun 2022 menjadi 4,2 juta ton dan akan meningkat menjadi 5,3 juta ton tahun 2025 karena adanya tambahan konsumsi minum susu untuk mencapai target pemerintah Indonesia tahun 2025 untuk Program Makan Bergizi Gratis. Pemerintahan baru juga akan mendorong secara aktif peningkatan produksi susu melalui importasi sapi perah dengan target 1 juta ekor dari berbagai negara selama lima tahun mendatang.
Selama ini produksi lebih dari duapertiga susu segar di Indonesia berasal dari peternak sapi perah rakyat yang merupakan anggota dari 63 koperasi susu yang terorganisir dengan baik di bawah Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Beberapa peternakan sapi perah yang modern dan besar memproduksi sepertiga sisanya. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menimbulkan dampak negatif bagi produksi susu segar dan populasi sapi perah di Indonesia dimana populasinya bahkan belum pulih ke level sebelum mewabahnya penyakit PMK. Hal ini terutama terjadi pada peternakan sapi perah rakyat yang kurang menerapkan sistem keamanan hayati (bio-security).
Mengutip data GKSI, USDA menyebutkan produksi susu segar pada tahun 2021 (sebelum menjangkitnya PMK) mencapai 800.000 ton. Volume produksi susu segar anjlok menjadi 590.000 ton pada tahun 2022, dan naik menjadi 672.000 ton tahun 2023 dan diperkirakan turun lagi menjadi 637.318 ton tahun ini. Pada tahun depan (2025) produksinya diperkirakan naik menjadi 699.000 ton seiring dengan perkiraan meredanya wabah PMK.
Sementara itu, populasi sapi perah pada tahun 2021 (sebelum wabah PMK) mencapai 259.450 ekor, namun turun menjadi 239.196 ekor pada tahun 2022. Pada tahun 2023 populasinya turun kembali menjadi 226.829 ekor dan diperkirakan populasinya tinggal 204.741 ekor tahun ini (2024). Populasi sapi perah nasional diperkirakan akan sedikit meningkat pada tahun 2025 menjadi 220.000 ekor. (YS)