Gemabisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan konflik yang kini sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina akan memicu kenaikan nilai ekspor batubara dan minyak sawit Indonesia, namun sebaliknya juga akan memicu kenaikan nilai impor minyak mentah.
Hal itu terjadi karena konflik yang terjadi antara dua negara yang terletak di Eropa Bagian Timur itu telah memicu kenaikan harga berbagai komoditas di pasar global termasuk batubara, minyak bumi dan minyak kelapa sawit. Kenaikan harga tersebut terjadi karena konflik tersebut telah mengganggu pengiriman/pengapalan berbagai komoditas yang dihasilkan kedua negara tersebut yang sangat diperlukan pasar dunia.
Dengan menyitir data yang dikeluarkan The Observatory of Economic Complexity (OEC) World, BPS dalam Berita Resmi Statistiknya yang diterbitkan hari ini Senin (18/04) menyebutkan kenaikan harga berbagai komoditas itu terjadi karena kedua negara yang sedang berkonflik itu merupakan produsen dan eksportir utama berbagai komoditas yang dibutuhkan dunia.
Rusia misalnya, pada tahun 2020 merupakan eksportir terbesar kedua minyak mentah di dunia, eksportir terbesar ketiga batubara, eksportir terbesar pertama gandum dan eksportir terbesar ketujuh gas alam cair (LNG) dunia. Sementara itu, Ukraina pada tahun 2020 merupakan eksportir terbesar pertama dunia untuk minyak biji-bijian (seed oil), eksportir jagung terbesar keempat di dunia, dan eksportir terbesar kelima terbesar gandum.
Karena itu, sebagai imbas dari konflik kedua negara tersebut tidak mengherankan jika harga berbagai komoditas dunia mengalami lonjakan kenaikan. Dengan mengutip data Bank Dunia dan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), BPS menyebutkan bahwa harga minyak sawit mentah (CPO) telah mengalami lonjakan sebesar 72,4% menjadi US$1.777,0/ton pada bulan Maret 2022 dibandingkan dengan US$1.030,5/ton pada bulan Maret 2021.
Harga batubara telah melonjak 225% menjadi US$194,5/ton pada bulan Maret 2022 dari US$90,7/ton pada bulan Maret 2021, demikian juga harga minyak mentah telah melonjak 78,7% menjadi US$113,5/barel pada bulan Maret 2022 dari US$63,5/barel pada bulan Maret 2021. Sementara itu, harga gandum dunia telah melonjak 78,1% menjadi US$486,3/ton pada bulan Maret 2022 dari US$273,1/ton pada bulan Maret 2021. (YS)