Gemabisnis.com, JAKARTA – Volume ekspor karet alam provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami penurunan dari 512.725 ton pada tahun 2017 menjadi 350.147 ton tahun 2022 dan turun lagi 10,49% menjadi tinggal 313.402 ton tahun 2023, kata Edy Irwansyah, sekretaris eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Cabang Sumut melalui keterangan tertulisnya, Senin (15/1).
Edy mengatakan secara umum penurunan volume ekspor ini dipicu oleh melemahnya permintaan dari negara konsumen utama, diantaranya China dan Amerika Serikat akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga diakibatkan oleh faktor geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas yang mempengaruhi harga komoditi global. Dari dalam negeri faktor utama adalah semakin kurangnya pasokan bahan baku akibat semakin masifnya konversi kebun karet ke kebun sawit dan adanya gangguan penyakit gugur daun.
Menurut Edy, kekurangan pasokan bahan baku berdampak pada tutupnya beberapa pabrik pengolahan karet. Sejak tahun 2017 hingga saat ini terdapat tujuh pabrik yang terpaksa berhenti beroperasi. Hingga saat ini kapasitas terpasang pabrik pengolahan karet di Sumut tercatat 970.000 ton, sedangkan total produksi pada 2023 sebesar 355.729 ton. Dari total produksi ini, hanya sekitar 38% saja yang sumber bahan bakunya dari Sumut, selebihnya dari luar provinsi ini.
Sepanjang tahun 2023, lanjut Edy, terdapat 43 negara tujuan ekspor karet dari Sumut, dimana lima negara tujuan ekspor terbesar adalah 1) Jepang 32,01%; 2) Amerika Serikat 17,03%; 3) Brazil 7,23%; 4) China 6,21%; dan 5) Turki 6,14%.
Edy mengatakan harga rata-rata karet alam jenis Technical Specified Rubber (TSR)-20 di bursa komoditi Sigapura (SICOM) selama tahun 2023 juga mengalami penurunan 11,06% dibandingkan harga rata-rata tahun 2022 menjadi US$137,72 sen/kg. Namun demikian, perkembangan harga di awal Januari 2024 menunjukkan kenaikan dengan harga rata-rata sampai 15 Januari sebesar US$152,11 sen/kg.
Edy menambahkan produksi bahan baku karet pada bulan Januari 2024 ini diperkirakan masih akan mengalami gangguan dimana berbagai sentra produksi karet alam di Sumut sudah mengalami gugur daun. (YS)