Gemabisnis.com, JAKARTA – Dalam rangka memperkuat kapasitas laboratorium kesehatan hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengadakan Bilateral Collaboration on Laboratory (BICOLLAB) antara Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates dengan Australian Centre for Disease Preparedness (ACDP) Geelong.
Direktur Jenderal PKH, Nasrullah menjelaskan bahwa Bicollab merupakan bentuk Laboratory Twinning Program untuk penyakit Avian Influenza (AI) yang difasilitasi oleh Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dan didukung oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).
Menurut Nasrullah, BBVet Wates ditunjuk sebagai pelaksana, karena sesuai tugasnya sebagai Laboratorium referensi nasional AI, koordinator monitoring virus influenza pada hewan (IVM) dan ASEAN Regional Centre for Bioinformatics.
Nasrullah memaparkan bahwa kegiatan ini mendukung peningkatan produksi, mutu, keamanan, dan daya saing komoditi peternakan, khususnya unggas dan produk unggas, melalui upaya peningkatan kapasitas deteksi, pencegahan dan pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di unggas, terutama AI.
Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin menyebutkan bahwa pada tanggal 10-11 Februari 2022 telah dilaksanakan pertemuan secara hybrid dalam rangka koordinasi BICOLLAB yang dihadiri oleh perwakilan Ditjen PKH, BBVet Wates, ACDP Geelong-Australia, AIHSP dan pengelola program BICOLLAB.
Nuryani mengatakan sejumlah kegiatan penting BICOLLAB sudah diidentifikasi untuk peningkatan kapasitas dalam hal diagnostik, penjaminan mutu dan manajemen biorisiko, serta kapasitas penyediaan bahan biologis rujukan pengujian.
Nuryani juga menginformasikan bahwa Program BICOLLAB akan diarahkan untuk peningkatan kapasitas surveilans dan pengkajian serta pemenuhan dukungan bahan-bahan di laboratorium.
Menurutnya, keberadaan BICOLLAB ke depan akan membuat kapasitas deteksi untuk pengendalian dan penanggulangan AI meningkat, sekaligus mendukung sertifikasi bebas AI secara zona ataupun kompartemen.
Ke depan Nuryani berharap agar BICOLLAB tidak hanya ada di BBVet Wates saja, namun dapat diperluas ke laboratorium kesehatan hewan lainnya guna pemerataan kapasitas pengujian, mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas, sehingga tidak terpusat di satu wilayah. (YS)